More
    Yuk Persiapkan Maksimal untuk Memperjuangkan Amal Ramadan
    Yuk Persiapkan Maksimal untuk Memperjuangkan Amal Ramadan

    8 Golongan yang Dicintai Allah dalam Al-Qur’an

    Manusia sering kali mengalami pertentangan antara akal dan perasaan dalam perjalanan hidupnya.  Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, memberikan pedoman hidup yang universal. Salah satu pedoman dalam Al-Qur’an yaitu mengatur hubungan antara manusia dengan Allah SWT dan sesama. Allah SWT juga telah menjelaskan siapa saja yang dicintai dan dibenci-Nya, serta konsekuensi dari kedua hal tersebut. Lalu, siapa saja saja golongan orang yang dicintai Allah menurut Al-Qur’an? Berikut adalah 8 di antaranya.

    1. Allah Menyukai Orang yang Berbuat Baik

      Salah satu golongan yang dicintai Allah adalah orang-orang yang berbuat baik (muḥsinīn). Allah SWT juga memerintahkan kita untuk berbuat baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an yaitu,

      وَٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّاء وَٱلضَّرَّاء وَٱلْكَاظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَأَعْظِمُهُمْ

      Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. Ali Imran: 134)

      Dengan berbuat baik, kita menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Selain itu, berbuat baik juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara anggota masyarakat.

      Kebaikan tersebut pada gilirannya dapat mengurangi konflik dan meningkatkan solidaritas. Dalam konteks ini, setiap tindakan kebaikan, sekecil apapun, memiliki dampak yang signifikan dalam membangun lingkungan yang harmonis.

    2. Allah Menyukai Orang yang Bertaubat

      Ilustrasi orang yang sedang berdoa memohon ampunan dan bertaubat nasuhaOrang-orang yang bertaubat (tawwābīn) juga termasuk dalam golongan yang dicintai Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman,

      إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

      Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (Q.S. al-Baqarah: 222)

      Adapun taubat, adalah kembali kepada Allah SWT dari segala perbuatan dosa. Dalam konteks ini, taubat bukan hanya sekadar pengakuan, tetapi juga merupakan komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

      Dengan bertaubat, kita membersihkan diri dari dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Proses taubat ini juga mencerminkan kesadaran individu akan kesalahan yang telah dilakukan dan keinginan untuk memperbaiki diri.

      Adapun taubat yang tulus tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga membawa perubahan positif dalam perilaku dan sikap seseorang. Sehingga, taubatnya seorang hamba dapat menjadikannya lebih baik di masa depan.

      Baca Juga : Taubat Nasuha, Ikhtiar Meminta Ampunan dengan Paripurna

    3. Allah Menyukai Orang yang Menyucikan Diri

      Orang sedang berwudhu sebagai ilustrasi orang yang sedang menyucikan diriOrang-orang yang menyucikan diri (mutaṭahhirīn) adalah mereka yang menjaga kebersihan lahir dan batin. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman,

      ۖ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا۟ ۖ وَأَحَبُّ ٱللَّهُ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

      …Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (Q.S. at-Taubah: 108)

      Menyucikan diri tidak hanya berarti bersih dari najis, tetapi juga bersih dari dosa dan maksiat. Kebersihan jiwa dan raga adalah bagian penting dari iman, dan Allah mencintai mereka yang berusaha untuk selalu bersih.

      Menyucikan diri juga mencakup upaya untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan berusaha untuk selalu berada dalam keadaan suci, baik secara fisik maupun spiritual. Dengan demikian, orang-orang yang menyucikan diri akan lebih mudah menerima petunjuk dan rahmat Allah.

    4. Allah Menyukai Orang yang Bertakwa

      Kaum Muslim sedang berkumpul dalam sebuah kajian sebagai bentuk ketakwaanTakwa adalah sikap menjaga diri dari segala yang dilarang Allah dan melaksanakan perintah-Nya. Sehingga dapat dikatakan pula, orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang selalu mengingat Allah dan tidak melupakan-Nya. Allah SWT sangat menyukai hambanya yang bertakwa, sebagaimana dijelaskan yaitu,

      إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَّقِينَ

      …Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Ali Imran: 76)

      Takwa membawa seseorang kepada kedekatan dengan Allah dan menjauhkan mereka dari siksa-Nya. Takwa juga mencerminkan kesadaran individu akan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah SWT.

      Sehingga, orang-orang yang bertakwa harus senantiasa berusaha untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian, orang-orang yang bertakwa akan mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari Allah SWT dalam setiap langkah hidupnya.

    5. Allah Menyukai Orang yang Sabar

      Kesabaran adalah kunci untuk menghadapi berbagai cobaan dan tantangan. Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman,

      يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

      Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. al-Baqarah: 153)

      Kesabaran juga mengajarkan kita untuk tetap tenang dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, terutama dalam situasi sulit. Dengan bersabar, kita dapat mengatasi berbagai tantangan hidup dan tetap fokus pada tujuan yang lebih besar, yaitu meraih keridaan Allah.

      Baca Juga : Sabar Pandangan dalam Islam & Teladan Nabi, Benarkah Kesabaran Ada Batasnya?

    6. Allah Menyukai Orang yang Bertawakal

      Bertawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah setelah berusaha. Bertawakal bukan berarti tidak berusaha, tetapi mengandalkan Allah setelah melakukan segala usaha. Ini sebagaimana Allah SWT jelaskan di dalam Al-Qur’an yaitu,

      وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

      Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (Q.S. at-Thalaq: 3)

      Dengan bertawakal, kita menunjukkan keyakinan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita, asalkan kita telah berusaha semaksimal mungkin. Ini adalah bentuk kepercayaan yang mendalam kepada Allah dan merupakan salah satu ciri orang-orang yang dicintai-Nya.

    7. Allah Menyukai Orang yang Adil

      Keadilan adalah prinsip yang sangat ditekankan dalam Islam. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman,

      إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَانَـٰتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا ۖ وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ

      Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak dan apabila kamu memutuskan perkara di antara manusia, maka hendaklah kamu memutuskan dengan adil.” (Q.S. an-Nisa: 58)

      Orang-orang yang adil adalah mereka yang menegakkan keadilan dalam segala aspek kehidupan, terhadap sesama mahluk. Dengan bersikap adil, kita tidak hanya memenuhi hak-hak orang lain. Akan tetapi, juga menciptakan lingkungan yang saling menghormati dan mendukung. Keadilan dalam tindakan dan keputusan adalah cerminan dari iman yang kuat dan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan cinta Allah. Sifat adil yang diterapkan di masyarakat, nantinya juga dapat menghasilkan pemimpin yang adil

    8. Allah Menyukai Orang yang Berperang di Jalan

      Jihad di jalan Allah adalah salah satu amal yang sangat dicintai Allah. Dijelaskan di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman yaitu,

      إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَـٰتِلُونَ فِي سَبِيلِهِۦ صَفًّۭا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوصٌ

      Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Q.S. as-Shaff: 4)

      Lebih lanjut, jihad bukan hanya tentang perang fisik, tetapi juga tentang perjuangan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Jihad yang dilakukan dengan niat yang tulus dan semangat yang tinggi akan mendapatkan balasan yang besar dari Allah. 

    Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan mengenai golongan orang-orang yang dicintai Allah, kita tidak hanya berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Akan tetapi, juga memperkuat iman dan meningkatkan kualitas hidup kita.

    Setiap amal yang kita lakukan dengan niat yang tulus dan sesuai dengan ajaran Allah akan mendatangkan keberkahan dalam hidup kita. Mari kita berkomitmen untuk terus berbuat baik, bertaubat, dan menjalani hidup dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, agar kita senantiasa berada dalam lindungan dan kasih sayang Allah.