Zakat merupakan salah satu instrumen yang memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat sosial dan spiritual. Dengan adanya zakat, umat Muslim dapat membersihkan harta mereka sekaligus beramal.
Sehingga, harta yang dikeluarkan sebagai zakat dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam perkembangannya, zakat tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai alat untuk mencapai keadilan sosial dan ekonomi.
Lalu, mengapa zakat penting bagi umat muslim? Bagaimana zakat dapat membersihkan harta dari sifat kikir dan egois? Mari kita simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini.
Daftar Isi
Pentingnya Zakat dalam Islam
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman sebagai berikut,
وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku.” (Q.S. al-Baqarah: 43).
Zakat tidak hanya berfungsi untuk membersihkan harta, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap sesama. Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah dan berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat.
Zakat juga berfungsi untuk menyucikan jiwa dan harta. Dalam konteks ini, zakat membantu individu untuk terhindar dari sifat-sifat negatif seperti keserakahan dan materialisme.
Dengan mengeluarkan zakat, seseorang diharapkan dapat lebih menghargai harta yang dimiliki dan menyadari bahwa harta tersebut adalah titipan dari Allah SWT. Lalu, apa saja manfaat dari zakat sebagai sarana menyucikan diri? Berikut adalah 5 diantaranya.
-
Menyucikan Harta dari Sifat Materialisme
Salah satu manfaat zakat adalah menyucikan harta dari sifat materialisme. Ketika seseorang menunaikan zakat, ia secara tidak langsung mengakui bahwa harta yang dimiliki bukanlah segalanya. Allah SWT menjelaskan perihal masalah tersebut dalam Al-Qur’an,
وَفِىٓ أَمْوَٰلِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّآئِلِ وَٱلْمَحْرُومِ
“Pada harta benda mereka ada hak bagi orang miskin yang meminta dan yang tidak meminta.” (Q.S. adz-Dzariyat: 19).
Ayat ini menegaskan bahwa dalam setiap harta yang dimiliki, terdapat hak orang lain, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Dengan menunaikan zakat, seseorang membersihkan hartanya dari hak orang lain yang mungkin masih bercampur di dalamnya.
Hal ini juga membantu mengurangi sifat kikir dan egois. Dimana, sifat-sifat buruk tersebut sering kali muncul ketika seseorang terlalu terfokus pada akumulasi harta.
Zakat mengajarkan kita untuk berbagi dan peduli terhadap sesama. Dengan mengeluarkan sebagian harta untuk zakat, kita dapat membantu mereka yang kurang beruntung dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ini adalah langkah penting dalam membangun solidaritas sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih adil.
-
Membersihkan Hati dari Keserakahan
Zakat juga berfungsi untuk membersihkan hati dari keserakahan. Ketika seseorang menahan harta dan enggan untuk berbagi, ia cenderung terjebak dalam sikap egois dan materialistis. Dalam hal ini, zakat menjadi sarana untuk melawan sifat-sifat negatif tersebut. Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan bahwa,
وَٱلَّذِينَ يَكْنِزُونَ ٱلذَّهَبَ وَٱلْفِضَّةَ وَلَا يُنفِقُونَهَا فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (Q.S. at-Taubah: 34).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa menimbun harta tanpa mengeluarkan zakat akan mendatangkan azab. Dengan menunaikan zakat, seseorang dapat membersihkan hatinya dari keserakahan dan mengembangkan sikap dermawan.
Zakat juga mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan mendorong kita untuk berbagi rezeki yang telah diberikan Allah. Ketika kita mengeluarkan zakat, kita tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela.
Ini adalah proses yang penting dalam perjalanan spiritual seorang Muslim. Sehingga, seorang Muslim dapat belajar untuk lebih bersyukur dan menghargai nikmat yang diberikan.
Baca Juga : Taubat Nasuha sebagai Ikhtiar Menjemput Kebahagiaan dan Kedamaian Hati
-
Menumbuhkan Keikhlasan
Zakat juga berfungsi untuk menumbuhkan keikhlasan dalam diri seseorang. Ketika menunaikan zakat, seorang Muslim diharapkan melakukannya dengan niat yang tulus dan ikhlas, semata-mata karena Allah SWT. Dalam hal ini, zakat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan pahala dari-Nya.
Ini karena di dalam zakat, terdapat keberkahan, fungsi membersihkan jiwa, serta menumbuhkan dan mengembangkannya dengan berbagai kebaikan. Di sisi lain, zakat yang berasal dari kata “zaka“, memiliki makna suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang.
Oleh karena itu dengan menunaikan zakat, kita menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan dan berusaha untuk berbagi dengan sesama. Keikhlasan dalam menunaikan zakat juga akan membawa dampak positif bagi diri kita sendiri.
Ketika kita melakukannya dengan tulus ikhlas, kita akan merasakan kebahagiaan dan kepuasan batin yang tidak dapat diukur dengan harta. Ini adalah bentuk keberkahan yang tidak hanya dirasakan oleh penerima zakat, tetapi juga oleh pemberinya.
-
Membersihkan dari Ketidaksempurnaan Harta
Zakat juga berfungsi untuk membersihkan harta dari ketidaksempurnaan. Dalam setiap harta yang kita miliki, terdapat hak orang lain yang harus dipenuhi. Dengan menunaikan zakat, kita menghilangkan hak-hak tersebut dari harta kita, sehingga harta kita menjadi bersih dan suci. Allah SWT berfirman yang bunyinya,
خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (Q.S. at-Taubah: 103).
Ayat ini menegaskan bahwa zakat tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga menyucikan jiwa. Dengan zakat, kita mengakui bahwa harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah.
Selain itu, zakat juga membuat kita memiliki tanggung jawab untuk menggunakannya dengan bijak. Dengan demikian, zakat menjadi sarana untuk menjaga harta kita agar tetap bersih dari unsur-unsur yang tidak baik.
Pada akhirnya, zakat membantu kita untuk lebih menghargai harta yang dimiliki. Dengan menyadari bahwa ada hak orang lain dalam harta kita, kita akan lebih berhati-hati dalam mengelola dan menggunakan harta tersebut. Ini adalah langkah penting dalam menciptakan kesadaran sosial dan tanggung jawab terhadap sesama.
-
Menjadikan Keberkahan Harta
Salah satu manfaat zakat yang paling penting adalah menjadikan harta kita berkah. Ketika kita menunaikan zakat, kita tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membuka pintu keberkahan dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Harta itu tidak berkurang dengan sebab sedekah.” (H.R. Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa dengan mengeluarkan zakat, harta kita tidak akan berkurang, melainkan akan bertambah dan diberkahi. Allah SWT juga berjanji akan menggantikan setiap harta yang kita infakkan di jalan-Nya.
Dengan menunaikan zakat, kita berinvestasi dalam keberkahan dan rezeki yang lebih baik. Ini adalah bentuk kepercayaan kita kepada Allah bahwa Dia akan mencukupi kebutuhan kita jika kita bersedia berbagi dengan sesama.
Baca Juga : Ini 8 Tanda Rezeki yang Kamu Dapat Penuh dengan Berkah
Harta yang Tidak Dapat Dibersihkan dengan Zakat
Meskipun zakat memiliki banyak manfaat, ada beberapa jenis harta yang tidak dapat dibersihkan dengan zakat. Harta yang diperoleh dari sumber yang haram atau tidak halal tidak dapat disucikan dengan zakat. Dalam hal ini, seseorang harus terlebih dahulu memastikan bahwa harta yang dimiliki berasal dari sumber yang halal sebelum menunaikan zakat.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip zakat, kita tidak hanya membersihkan harta kita. Akan tetapi, juga memperkuat iman dan meningkatkan kualitas hidup kita. Oleh karena itu, semoga Allah SWT memudahkan kita dalam menunaikan zakat dan menjadikan harta kita sebagai sumber keberkahan.