More

    Berkahi Penghasilan yang kita dapat dengan Zakat Penghasilan di Dompet Dhuafa

    8 Tips Keuangan Keluarga Millenial Agar Kaya di Masa Depan

    Tips keuangan keluarga millenial dalam artikel ini membahas tentang cara agar generasi millenial dapat hidup kaya di masa depan. Generasi millenial sering kali dianggap sebagai generasi yang sulit untuk punya aset seperti rumah atau properti lainnya. Hobi travelling, membeli gadget baru, atau menghamburkan uang untuk nongkrong di café bersama teman-teman adalah yang sering kali melekat pada generasi yang lahir di tahun 1990-2000 ini.

    Seperti yang terjadi pada pasangan keluarga muda, Chika dan Farel. Sudah hampir 6 bulan, mereka hidup bersama, tapi belum ada tabungan, investasi, ataupun dana darurat yang dimilikinya. Hampir setiap bulan, Chika dan Farel menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan ke tempat baru atau mencoba menginap di hotel impiannya, agar pikiran lebih fresh dan mereka berdua pun mendapat pengalaman baru.

    Kadang-kadang, untuk alasan pekerjaan dan tampil prima di depan klien, Chika pun selalu menyisihkan uangnya untuk membeli warna lipstick terbaru dan fashion outfit favoritnya.

    Begitu juga dengan Farel. Sebagai tenaga ahli di bidang IT, rasanya tidak afdol jika tidak mengikuti perkembangan teknologi. Alhasil, Iphone keluaran terbaru pun jadi sasaran uangnya untuk berlabuh. Wajarlah jika setiap bulan, tak ada uang sisa dari penghasilan yang mereka dapatkan.

    “Kalau seperti ini terus, apa kita bisa jadi kaya di masa depan ya, Mas?”, tanya Chika pada Farel.

    Permasalahan ini bukan saja dialami oleh Chika dan Farel. Mungkin saja, ada banyak keluarga muda yang mengalami hal yang sama atau mungkin lebih parah dibanding mereka. Padahal, tentu saja generasi millenial pun ingin kehidupannya selalu mapan dan kaya di masa depan. Lalu, bagaimana keluarga millenial harus memulai untuk mengatur keuangannya agar kaya di masa depan?

    Mari kita bahas satu per satu tips keuangan keluarga millenial ini, agar finansial lebih baik.

    1. Samakan Tujuan dan Mindset

    Membangun keluarga bukan saja persoalan cinta dan memadu kasih. Jauh dari itu, adalah membangun dan menuju tujuan yang sama. Setelah atau mungkin sebelum menikah, pasangan hendaknya mendiskusikan tujuan apa saja yang ingin dicapai bersama.

    Termasuk persoalan keuangan, tujuan finansial apa saja yang hendak dicapai selama membangun keluarga. Entah itu untuk membeli rumah, aset properti, biaya sekolah anak, biaya membangun bisnis ataupun hal-hal lainnya yang diinginkan. Jika ini sudah selesai, tentu masing-masing akan memikirkan cara menuju hal yang sama, tidak lagi sendiri-sendiri atau berbeda pandangan.

    2. Atur Penghasilan dan Cashflow

    Salah satu bagian dari tips keuangan keluarga millenial adalah adanya penghasilan dan cashflow. Artinya, jika tidak ada penghasilan dan cashflow, maka apa yang akan diatur? Suami dan istri dalam hal ini harus ada pembicaraan dan kesepakatan mengenai hal ini. Apakah suami dan istri bekerja dua-duanya, salah satu saja, atau ada ketentuan lainnya.

    Tentu saja jika keduanya bekerja, penghasilan akan bertambah kuat, tapi jika salah satu saja mungkin ada konsekwensi lainnya. Selain itu, juga perlu disepakati apakah keuangan dikelola salah satu pihak, atau ada pembagian tugas. Misal, istri yang mengatur semua kebutuhan sehari-hari, sedangkan suami mengatur dana untuk investasi dan tabungan.

    3. Membuat Pos Anggaran

    Efek ketika tidak membuat pos-pos anggaran adalah kita tidak tahu kemana saja uang kita habis. Cara membuat pos anggaran tentu sangat mudah.

    Pertama, tentukan dan catat hal-hal apa saja yang dibutuhkan setiap bulannya.

    Kedua, buat amplop-amplop anggaran di setiap gaji diterima. Masukkan ke rekening khusus atau jika cash, langsung masukkan ke amplop khusus dan beri label di amplop tersebut. Misalnya, untuk belanja bulanan, membeli galon dan gas, dan kebutuhan lainnya.

    Ketiga, jangan ganggu gugat catatan dan amplop-amplop tersebut, apalagi digunakan bukan sesuai tujuannya.

    4. Siapkan Dana Darurat

    Salah satu hal yang dapat mengganggu cashflow adalah adanya kebutuhan tak terduga. Sering kali kebutuhan darurat ini juga dapat membuat keuangan kita hancur berantakan jika tidak diatur sedini mungkin. Misalnya saja ada musibah, bencana pada keluarga, dsb.

    Untuk itu, dana darurat harus disiapkan dan besarannya minimal

    • 6x pengeluaran bulanan (bagi yang belum memiliki anak),
    • 9x pengeluaran bulanan (jika menikah dengan satu orang anak),
    • atau 12x pengeluaran bulanan (jika memiliki lebih dari dua orang anak).

    5. Lakukan Investasi dari Sekarang

    Di sini, kita tidak akan menyebutkan investasi apa yang bagus dan cocok dalam tips mengatur keuangan keluarga millenial ini. Investasi tentu disesuaikan dengan tujuan keuangan dan kebutuhan apa yang hendak dicapai. Yang jelas, investasi terbaik adalah investasi yang dilakukan dari sekarang, bisa dengan investasi emas, reksdana, saham, atau membeli aset berharga.

    Jangan lupa tetapkan tujuan investasi tersebut untuk apa ya dan pastikan tujuan tersebut harus kongkrit. Misalnya, investasi untuk menyediakan biaya sekolah SD anak pertama, 5 tahun lagi sebesar 50 juta rupiah. Dari tujuan keuangan yang kongkrit tersebut, kita bisa menentukan investasi apa yang tepat untuk kita pilih beserta resiko yang menyertainya.

    6. Siapkan Dana Pensiun

    Sering kali ada salah kaprah dalam mindset masyarakat, bahwa saat pensiun hidup menjadi lebih ringan karena sudah tidak bekerja. Padahal, semakin tua, biaya kesehatan kita semakin besar dan harga bahan pokok pun semakin meningkat. Untuk itu, persiapkan dana pensiun sejak sekarang, agar masa tua hidup lebih bahagia juga tidak memberatkan pada anak atau keluarga lainnya.

    Baca juga : Lakukan Hal Ini Sebelum Ajal Menjemput

    7. Kewajiban Zakat dan Sedekah

    Kalau berbagai investasi sudah kita lakukan, dana darurat sudah kita siapkan, dan dana di hari tua juga sudah disiapkan, jangan lupakan bahwa sebagai umat islam, kita pun memiliki kewajiban untuk berzakat dan sedekah.

    Dalam sebuah ayat, disampaikan oleh Allah SWT,

    “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

    (QS: Al-Baqarah: 261)

    Artinya, jika uang yang kita keluarkan bukan saja untuk kehidupan duniawi kita, melainkan untuk tujuan membantu sesama, membersihkan harta, dan mensucikannya, maka Allah akan menambah nikmat serta rezeki dalam hidup kita.

    Dalam sejarah, tidak pernah ada seorang sahabat Rasul satu pun yang menjadi miskin karena berzakat dan bersedekah. Justru keberkahan hidup akan kita raih dan harta terbebas dari hal-hal yang dapat menjerumuskan manusia.

    Baca juga: 10 Hal Zakatmu Semakin Bermanfaat

    8. Wakaf Sebagai Investasi Akhirat

    Masa depan manusia bukan saja berhenti di masa tua atau masa pensiun. Jauh dari masa tersebut, ada masa depan akhirat yang juga harus kita persiapkan. Bagaimana caranya dengan uang atau harta yang kita miliki dapat menjadi investasi akhirat? Salah satu caranya adalah dengan melaksanakan ibadah wakaf.

    Wakaf menjadi salah satu ibadah yang tidak putus pahalanya hingga manusia dihisab oleh Allah SWT nanti.

    Dari Abu Hurairah r.a, bahwasannya Nabi SAW bersabda:

    “Apabila anak Adam (manusia)telah meninggal dunia, maka terputuslah semua amal perbuatannya kecuali tiga perkara, yaitu sadaqah jariah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan untuknya.”

    (HR Muslim)

    Dalam hadist yang lain, disebutkan:

    “Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.”

    (HR. Ibnu Majah)

    Baca juga: Apa itu Wakaf?

    Artinya, janji Allah sangat besar bagi mereka yang mau melaksanakan wakaf dan membuat hartanya menjadi berarti untuk Islam. Kebanyakan umat Islam berpikir bahwa wakaf hanyalah untuk orang-orang yang memiliki uang atau harta banyak dan hanya dapat dilakukan dengan memberikan aset atau properti tertentu. Padahal sebenarnya, wakaf juga bisa dilakukan dalam bentuk uang yang disebut dengan istilah wakaf uang atau wakaf tunai.

    Dengan uang sebesar Rp10.000 kita sudah bisa mulai berwakaf dan uang tersebut akan dikumpulkan bersama para wakif lainnya untuk membangun aset wakaf produktif. Misalnya saja, tanah untuk perkebunan, sekolah, bangunan untuk dakwah, rumah sakit, masjid, dan lain sebagainya. Nilai pokoknya tidak berkurang melainkan terus berkembang. Inilah yang menjadi keutamaan ibadah wakaf.

    Untuk itu, menjadi kaya dalam artian sebenarnya tidak hanya berhenti pada pengelolaan uang untuk kehidupan dunia saja melainkan juga untuk masa depan akhirat. Yuk mulai berwakaf sekarang juga.