Perlawanan Palestina yang dilakukan akibat penjajahan oleh zionis israel telah berlangsung sejak tahun 1948 dengan banyak masalah yang kompleks dan saling terkait. Salah satu sumbernya bermula dari abad ke-19, ketika gerakan Zionisme muncul di Eropa. Zionisme adalah ideologi nasionalis yang dianut oleh orang Yahudi dengan tujuan untuk membangun negara Yahudi di Palestina.
Sebagai korban perampasan tanah, warga Palestina akhirnya tidak tinggal diam. Bersama beberapa negara Islam lain di wilayah Syam, mereka melakukan pembelaan dengan mencoba melakukan perlawanan dalam bentuk perang agresi militer. Namun, perlawanan tersebut mengalami kekalahan sehingga penjajahan zionis israel masih terus berlangsung hingga sekarang.
Apabila kita telusuri sejarah lebih lanjut, perlawanan umat islam merupakan salah satu bentuk pembelaan atas kebatilan yang dirasakan. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya ketika beliau menyiarkan risalah islam di Mekkah dan Madinah. Beliau dan pengikutnya terus ditentang oleh kaum quraisy bahkan hingga diancam dibunuh. Pada akhirnya Rasulullah pun melakukan perlawanan agar risalah islam terus bertahan. Artikel ini akan membahas keteladanan Rasulullah dalam berperang dan korelasinya dengan keadaan Palestina saat ini.
Daftar Isi
Perang dan Palestina
Pada tahun 1947, Majelis Umum PBB mengadopsi Resolusi 181 yang membagi wilayah Palestina menjadi dua negara: satu negara Arab dan satu negara Yahudi. Arab menolak resolusi ini karena mereka yakin bahwa mereka memiliki tanah air mereka sendiri di Palestina.
Perang negara-negara Timur Tengah dengan Israel pertama dimulai pada 14 Mei 1948 dengan diproklamasikannya negara Israel. Perang ini berlangsung hingga tahun 1949 dan Israel berhasil mengalahkan koalisi militer Arab dan menguasai lebih dari 78% wilayah Palestina. Israel, Inggris, dan Perancis menyerang Mesir untuk merebut kembali Terusan Suez pada tahun 1956. PBB menentang serangan ini hingga akhirnya gencatan senjata berakhir.
Pada tahun 1967, Israel melakukan serangan kejutan terhadap Mesir, Yordania, dan Suriah. Selama Perang 6 Hari, mereka berhasil merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan. Pada tahun 1973, Mesir dan Suriah melakukan serangan kejutan terhadap Israel pada Hari Yom Kippur, tetapi serangan ini dipatahkan oleh Israel.
Perjanjian Camp David 1978 mengakhiri perang Israel-Mesir dan membuka jalan untuk perdamaian antara Israel dan Palestina. Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mencapai perjanjian perdamaian pertama mereka pada tahun 1993. Perjanjian ini mencakup pembentukan pemerintahan otonom Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hingga saat ini, tidak ada satu pun upaya yang berhasil dilakukan untuk benar-benar menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Perjanjian Oslo, yang ditandatangani antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengakui eksistensi kedua belah pihak dan membuka jalan menuju perdamaian. Namun proses ini mengalami banyak hambatan, salah satunya adalah Zionis israel yang berkhianat tidak mengakui hak Palestina atas Yerusalem Timur.
Perang Perlawanan Palestina 2023
Perlawanan Palestina terhadap zionis-israel untuk memerjuangkan kemerdekaan masih belum terealisasi. Perlawanan kembali terjadi pada tanggal 7 Oktober 2023, setelah Hamas melancarkan serangan roket ke Israel, yang diikuti oleh kekerasan yang dilakukan oleh polisi Israel di Masjid Al-Aqsa. Selama konflik terbaru ini, Israel telah melakukan serangan balasan melalui darat dan didominasi via udara ke Gaza, yang mengakibatkan ribuan korban warga Palestina.
Jumlah korban jiwa konflik Israel-Palestina per tanggal 12 November 2023 menurut data yang dikumpulkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina mencapai 11.078 orang di Jalur Gaza, dengan 4.506 anak-anak. Sedangkan di Tepi Barat, ada 103 orang, dengan 30 anak-anak dan 1 perempuan.
Selain itu kemungkinan besar masih ada korban yang belum ditemukan atau diidentifikasi, jumlah korban ini mungkin akan terus meningkat seiring dengan serangan yang masih terus berlanjut. Infrastruktur seperti rumah sakit, sekolah hingga kampus telah rusak parah sebagai akibat dari konflik ini, terutama di Jalur Gaza.
Baca Juga: Deklarasi Balfour, Penyebab Awal Tergusurnya Warga Palestina
Bagaimana Perang Dalam Islam?
Apabila dikaitkan dengan perjuangan Palestina saat ini, Islam melihat peperangan dan konflik dengan beberapa pedoman. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman.
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al Baqarah[2]:190)
Ayat ini menjelaskan bahwa umat Islam diminta untuk berperang melawan orang-orang yang memerangi mereka, tetapi tidak melampaui batas, yang berarti mereka harus berperang secara adil daripada melakukan kekejaman terhadap musuh mereka.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا زَحْفًا فَلَا تُوَلِّوهمُ الأدْبَارَ وَمَنْ يُوَلِّهُمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إِلَّا مُتَحَرِّفًا لِقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ
مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang sedang mempersiapkan diri (untuk berperang), maka janganlah kamu berpaling dari mereka, dan barang siapa di antara kamu yang berpaling dari mereka pada hari itu, kecuali karena tipu daya perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sungguh, dia telah mendapat murka dari Allah dan tempatnya adalah neraka Jahanam, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Anfal[8]:15-16)
Ayat ini melarang umat Islam untuk melarikan diri dari medan perang tanpa alasan yang sah, seperti untuk menipu atau bergabung dengan pasukan lain. Selain itu, ayat ini memperingatkan mereka bahwa mereka akan mendapatkan murka Allah dan akan masuk neraka.
Tidak Boleh Memiliki Tahanan Perang
مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَكُونَ لَهُ أَسْرَى حَتَّى يُثْخِنَ فِي الأَرْضِ تُرِيدُونَ عَرَضَ الدُّنْيَا وَاللَّهُ يُرِيدُ الآخِرَةَ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
وَلَوْلَا كِتَابٌ مِنَ اللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمْ فِيمَا أَخَذْتُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Tidaklah patut bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia dapat menewaskan orang-orang yang kafir di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda dunia, padahal Allah menghendaki (pahala) akhirat. Dan Allah Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan dari Allah sebelumnya, niscaya kamu telah ditimpa siksa yang besar karena apa yang kamu ambil itu.” (QS. Al-Mumtahanah[60]:7-8)
Ayat ini menjelaskan bahwa nabi tidak boleh memiliki tawanan perang sebelum dapat mengalahkan orang-orang kafir di dunia ini. Selain itu, ayat ini memperingatkan umat Islam bahwa jika mereka mengambil harta benda musuh sebelum mengalahkan mereka, mereka akan mendapatkan siksa yang mengerikan.
Ayat-ayat tentang perang dalam Islam secara umum mengajarkan bahwa orang Islam dapat berperang untuk membela diri dari serangan musuh dan harus dilakukan sesuai dengan etika dan aturan yang telah ditetapkan. Perang dalam Islam hanya boleh dilakukan sebagai upaya terakhir dan sebisa mungkin harus dihindari.
Baca Juga : Pentingnya Mengenal Sejarah Islam Dan Korelasinya Dengan Kemerdekaan Palestina
Keteladanan Perang Nabi Muhammad SAW
Selama masa hidupnya di Madinah setelah hijrah dari Mekah, Nabi Muhammad memimpin peperangan Islam atau Ghazwah, sebagian besar di mana Beliau memimpin pertahanan terhadap serangan dan ancaman dari musuh-musuh Islam.
Meskipun konteks perang-perang ini berbeda dari waktu dan tempatnya, ada beberapa prinsip dan teladan umum yang dapat diambil dari kepemimpinan Rasulullah selama perang:
Perang Hanya sebagai Opsi Terakhir
Rasulullah selalu berusaha untuk mencapai kesepakatan damai sebelum menggunakan kekuatan militer. Beliau memberi peringatan dan musuh kesempatan untuk memeluk Islam atau mencapai perjanjian damai.
Prinsip Keadilan dan Kemanusiaan
Rasulullah selalu menekankan betapa pentingnya berperang dengan cara yang adil dan menghormati hak asasi manusia. Beliau melarang merusak tanaman; membunuh orang tua, anak-anak, atau wanita; atau menyerang tempat ibadah.
Tanggung Jawab dan Kepemimpinan Pribadi
Rasulullah memberikan contoh kepemimpinan pribadi dalam medan perang. Beliau sering terlibat secara langsung dalam pertempuran, mendorong pasukannya dan mendorong mereka untuk berjuang dengan tekad.
Kesetiaan terhadap Perjanjian
Rasulullah menekankan betapa pentingnya mengikuti perjanjian dan kesepakatan. Perdamaian diterima oleh musuh jika mereka bersedia melakukan perdamaian dan mematuhi syarat-syaratnya.
Pemulihan dan Rekonsiliasi
Rasulullah mendorong rekonsiliasi dan penyatuan setelah pertempuran. Beliau tidak mencari pembalasan; sebaliknya, akan berusaha untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke masyarakat.
Pemeliharaan Lingkungan dan Properti
Rasulullah menyatakan bahwa penghancuran properti dan lingkungan selama perang dilarang. Tanaman, hutan, dan tempat ibadah dihormati dan tidak boleh dirusak.
Keadilan dalam Penangkapan Tawanan
Tawanan perang menerima perlakuan yang adil. Rasulullah mengajarkan agar tawanan diberi makan dan diperlakukan dengan manusiawi; sebagai tindakan belas kasihan, beberapa di antara mereka dibebaskan.
Pertimbangan Moral dan Etika Perang
Rasulullah melarang perlakuan perang yang kejam atau tidak etis. Misalnya, beliau melarang menggunakan senjata yang merugikan terlalu banyak orang atau merusak lingkungan.
Rasulullah memimpin perang dengan mencerminkan prinsip-prinsip Islam tentang keadilan, etika, dan kemanusiaan. Meskipun keadaan perang selalu berbeda-beda, nilai-nilai ini dapat digunakan sebagai teladan untuk bertindak adil dan bijaksana dalam konflik.
Baca Juga : Meneladani Rasulullah SAW dari Lahir hingga Wafat
Saat ini dunia sedang berfokus dengan perang perlawanan di Gaza dengan pasukan pejuangnya yang terus gigih memerjuangkan kemerdekaan. Terpujinya akhlak mereka saat memerlakukan tawanan perang mencerminkan keteladanan yang diajarkan Rasulullah. Sebaliknya, pasukan penjajah zionis israel hanya mampu terus menerus intens menargetkan rumah sakit dan camp pengungsian yang notabene banyak anak-anak dan perempuan.
Semua orang memiliki kemampuan untuk membantu rakyat Palestina apabila mereka memiliki rasa kemanusiaan. Cara kita berkontribusi bisa dengan apapun, bahkan hanya dengan doa pada setiap ibadah sholat. Terus support dan doakan kemerdekaan Palestina hingga akhir hayat kita. (sry/fau)
“JAGA WUDHU KALIAN, KARENA SEBENTAR LAGI KITA AKAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID AL AQSA!”