Meskipun telah banyak kajian ilmiah dan juga literatur yang membahasnya, mayoritas kaum Muslimin di era modern ini tampak seperti tidak mengenal berbagai peristiwa penting mengenai masa kejayaan Islam di masa lampau. Padahal, sejarah Islam merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan para kaum Muslimin.
Pasalnya, memahami sejarah dengan baik dan benar memiliki banyak manfaat bagi kaum Muslimin. Allah SWT, Rasul-Nya, serta beberapa Muslimin terdahulu pun beberapa kali menegaskan, perihal pentingnya mempelajari sejarah bagi umat Islam.
Lalu, apa itu sejarah menurut pandangan Islam dan mengapa saat ini terkesan diabaikan? Selain itu, apa saja hikmah yang bisa didapatkan oleh umat Muslim ketika mempelajari sejarahnya? Berikut adalah penjelasan singkat yang semoga dapat kita jadikan teladan bersama.
Daftar Isi
Mengapa Sejarah Islam Terabaikan
Sejarah bagaikan sebuah kertas panjang yang memuat berbagai kisah di dalamnya. Keseluruhan kisah tersebut, sejatinya saling terhubung dan saling menyambung. Sehingga dapat dikatakan bahwa sejarah merupakan penghubung dari suatu masa dengan masa berikutnya, seperti tali yang mengikat.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa orang yang tidak mengenal sejarahnya sama saja seperti layangan yang terbang tanpa tali dan kehilangan arah. Lalu, mengapa para cendekiawan Islam di masa kini terkesan gagal untuk menarik minat umat untuk mempelajari sejarah?
Salah satu penyebabnya ialah karena di zaman modern ini, keyakinan dan praktik ajaran Islam diajarkan dan dibuat seolah-olah terpisah. Contohnya seperti dengan memisahkan antara ilmu politik dengan rujukan ilmunya dari sisi Islam. Hal seperti ini dapat menjadikan seorang Muslim meninggalkan ajaran agama dan lebih mengejar kehidupan dunia.
Tidak hanya itu, pemisahan ini juga berhasil menciptakan perpecahan pola pikir diantara satu kelompok Muslim dengan yang lainnya. Perkara ini pula yang menjadikan sejarah, seolah-olah “tercemar” dengan pola pikir masing-masing kelompok tersebut. Sehingga, akan ada banyak sejarah Islam yang seperti saling bertolak belakang, sesuai versi masing-masing golongan.
Perilaku tersebut yang membuat generasi saat ini menjadi enggan untuk mempelajari sejarah kejayaan Islam. Sikap enggan tersebut dapat muncul akibat perbedaan versi sejarah Islam yang dipahami setiap Muslim ataupun karena terlalu banyaknya sejarah yang bertolak belakang.
Baca Juga: Sejarah Al-Qur’an dari Proses Turun hingga Pembukuan
Arti Sejarah Islam
Lalu apa itu sejarah menurut pandangan Islam? Apakah sejarah yang dimaksud tersebut hanyalah suatu peristiwa yang terjadi diantara Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam beserta para sahabat saja? Tentu tidak, karena di dalam ajaran Islam semua kisah sejarah bahkan dari penciptaan nabi Adam ‘alaihissalam adalah sejarah yang penting untuk dipelajari.
Bahkan bila merujuk pada Al-Qur’an, Allah telah memuat sebanyak 70% cerita dari sejarah umat-umat terdahulu. Hal ini Allah lakukan semata-mata agar umat Islam dapat mengambil hikmah dan pelajaran penting di dalamnya tanpa merasa perlu terbebani dengan perintah agama.
Oleh karena itu, penting untuk melihat sejarah yang dihubungkan dengan keyakinan serta ajaran Islam, sesuai yang telah dijabarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’aala beserta Rasul-Nya. Seperti di dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu Wa Ta’aala telah bersumpah atas masa atau zaman, karena di dalamnya lah banyak terdapat peristiwa yang dapat menjadi pelajaran bahan renungan bagi umat manusia.
Keagungan surah al-’Asr tersebut juga digambarkan oleh Imam asy-Syafi’i dengan ucapannya, “Seandainya Allah Azza wa Jalla tidak menurunkan (dalam al-Qur’an) sebuah argumentasi bagi semua makhluk-Nya kecuali surah ini (saja) maka itu cukup bagi mereka.”
Sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, Abdullah bin Mas’ud Ra, turut menjelaskan pentingnya mengenal sejarah dalam Islam. Sebagaimana beliau berkata, “Orang yang beruntung adalah orang yang mengambil pelajaran dari peristiwa yang dialami orang lain.”
Baca Juga : 4 Peristiwa Besar yang Bersejarah di Bulan Ramadan
Berusaha Mempelajari Asal Mula Sejarahnya
Di sisi lain, proses mempelajari sejarah Islam mungkin lebih dari pada yang kita dapat bayangkan. Pasalnya, mempelajari sejarah memerlukan kemauan untuk mengesampingkan kepercayaan dan cerita rakyat yang tidak terhubung dengan penjelasan Allah Subhanahu Wa Ta’aala maupun Rasul-Nya.
Hal ini bahkan telah Allah Subhanahu Wa Ta’aala sampaikan di dalam Al-Qur’an yang berbunyi,
أَقَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ
“Banyak jalan hidup yang telah berlalu sebelummu: Karena itu berjalanlah melintasi bumi, dan lihatlah apa akhir dari mereka yang menolak kebenaran.” (QS. Ali Imran:137).
Selain itu tidak peduli seberapa tua atau buruk sejarah tersebut, itu akan tetap menjadi bermanfaat apabila dalam bentuk fakta yang benar. Sehingga, penting untuk meluruskan hati dan juga niat kita sebelum akan mempelajari sejarah Islam.
Tidak hanya itu, penting pula untuk melihat fakta sejarah dari berbagai dokumentasi ataupun catatan asli yang ada. Hal ini karena, dokumen-dokumen tersebut merupakan asal mula suatu sejarah tercatat dan belum tercampur aduk dengan kepentingan lain. Di masa kini, kita juga semakin mudah mencari informasi ataupun dokumen sejarah yang lebih otentik.
Hikmah Mempelajari Sejarah Islam
Bukan hanya dianjurkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’aala dan juga Rasul-Nya, mempelajari sejarah Islam bagi setiap muslimin sejatinya memiliki banyak hikmah dan keutamaan. Salah satunya adalah dapat dijadikan sebagai cermin untuk mengambil banyak pelajaran dan membenahi kekurangan atau kesalahan, guna meraih kejayaan dan kemuliaan dunia-akhirat.
Keutamaan ini sebagaimana juga telah dijelaskan oleh Ibnu Khaldun yaitu, “Dalam konteks sejarah, terdapat konsep observasi (nazhr) dan usaha untuk menemukan kebenaran (tahqiq). Ini mencakup penyelidikan yang mendalam mengenai asal-usul, serta pemahaman pengetahuan tentang esensi, dan faktor-faktor yang memicu peristiwa.”
Namun tidak hanya itu, keutamaan lain mempelajari sejarah Islam adalah untuk memahami bagaimana situasi dan kondisi membentuk suatu perubahan. Hal ini bahkan dapat dikaitkan dengan bagaimana suatu kaum terbentuk, memperluas wilayahnya, hingga pola perilaku mereka dalam berhubungan dengan kaum lainnya serta memakmurkan kehidupan di bumi.
Adapun dalam konteks masa kini, mempelajari sejarah Islam penting bagi kita dalam rangka untuk mengambil ‘ibrah, yaitu pelajaran berharga yang ada di dalam kisah tersebut dari masa lalu. Hal ini sebagaimana juga diajarkan Allah Subhanahu Wa Ta’aala dalam Al-Qur’an, yang secara jelas disebutkan dalam akhir surah al-Fatihah.
Pelajaran ini juga dikutip dalam buku yang berjudul Fikih al-Fatihah, yang penulisnya mengatakan, ”Ada ajaran untuk mengambil pelajaran yang berharga tentang kisah-kisah mengenai teladan orang-orang yang berbuat baik dan orang-orang yang berbuat buruk, dan memilih jalan orang-orang yang berbuat baik.”
Baca Juga : Memaknai Hikmah Ujian Hidup dan Tips Menghadapinya dalam Islam
Menyikapi Sejarah Berdirinya Palestina
Salah satu kejadian yang hingga saat ini terus berlanjut sebagai sejarah yaitu perang Palestina yang memperjuangkan tanahnya. Kemerdekaan mereka telah direbut paksa oleh Zionis Israel sejak 1948. Kondisi saat ini bahkan lebih parah dari sebelumnya, hingga menjadi perbincangan hangat di dunia internasional.
Lalu apa yang dapat kita lakukan sebagai kaum Muslim? Bila dilihat dari sisi sejarah, kita perlu mengetahui terlebih dahulu asal usul serta kisah-kisah dari kedua suku bangsa tersebut. Bahkan bukan tidak mungkin, bila kita merujuk dari kitab suci Al-Qur’an sebagai rujukan dalam mempelajari sejarah Islam satu ini.
Pasalnya, sudah sangat jelas berdasarkan dokumen fakta sejarah, baik yang berbentuk foto ataupun catatan asli, menunjukkan pendudukan ilegal yang telah dilakukan oleh bangsa Zionis Israel. Sehingga, penting untuk mencari berbagai rujukan sumber lainnya dan menyikapi masalah ini dengan pandangan yang lebih terbuka lebar.
Apakah benar wilayah Palestina milik Bani Israil?
Perlu diketahui di dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’aala memang menerangkan bahwa wilayah tersebut (syam) adalah tanah yang diberkahi untuk kaum Bani Israil (bukan zionis) Adapun ayat tersebut berbunyi sebagai berikut.
وَاَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِيْنَ كَانُوْا يُسْتَضْعَفُوْنَ مَشَارِقَ الْاَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَاۗ وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنٰى عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۙ بِمَا صَبَرُوْاۗ وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهٗ وَمَا كَانُوْا يَعْرِشُوْنَ
“Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. (Dengan demikian) telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Kami hancurkan apapun yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa pun yang telah mereka bangun.” (QS. al-Isra: 137).
Namun, Allah Subhanahu Wa Ta’aala kemudian melaknat akibat perbuatan mereka yang telah melampaui batas di tanah tersebut. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat berikut.
لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS. al-Maidah: 78).
Bahkan di dalam lanjutan surah al-Maidah tersebut, pada awal ayat ke-82 Allah Subhanahu Wa Ta’aala juga sudah mengabarkan kita perihal perang antara Palestina dengan bangsa Yahudi yang artinya, “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.”
Baca Juga : Sejarah Penjajahan Palestina, Jangan Ragu Berpihak pada Kemerdekaannya
Al-Aqsha, Masjid Kedua di Muka Bumi
Palestina merupakan salah satu bagian dari negeri syam yang terdapat masjid kedua di muka bumi setelah Masjidil Haram, yaitu Masjid al-Aqsa. Hadits riwayat Bukhari Muslim menerangkan bahwa seorang sahabat yaitu Abu Dzar al-Ghifari radhiallahu’anhu bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam.
Ia berkata “Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun di muka bumi?” Rasulullah SAW menjawab, “Masjidil Haram”. Aku kembali bertanya “Kemudian, Ya Rasul?” Beliau menjawab, “Masjid al Aqsha”
Kutanya lagi “Berapa tahunkah jarak pembangunan keduanya?” Beliau menjawab, “40 tahun. Dimana engkau menjumpai waktu shalat, maka shalatlah, karena tempat (yang engkau jumpai itu) adalah masjid”
Sehingga, penting bagi kita umat Muslim di era modern ini untuk terus mempelajari sejarah Palestina. Apakah kalian tahu bahwa umat islam pernah berjaya dengan damai selama 12 abad memimpin ‘negeri yang diberkahi’ Palestina? Itulah satu contoh pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan mempelajari sejarah Palestina. Kita juga bisa mengambil pelajaran serta tahu cara untuk menyikapi peperangan yang terjadi di Palestina hingga saat ini.
Tidak lupa juga sebagai seorang Muslim yang sudah mulai memahami sejarah Islam, untuk mengirimkan doa bagi saudara-saudara seiman kita yang saat ini sedang menderita di tanah Palestina tersebut. Selain itu tidak ada salahnya, sisihkan sedikit rezeki yang kita miliki untuk mengirimkan bantuan kepada mereka.
Mari, berdonasi bersama Dompet Dhuafa untuk rakyat Palestina. Dengan menjaga Palestina, kita turut menjaga ukhuwah dan sejarah umat Muslim dunia, karena dengan doa dan bantuan sekecil apapun saat ini sangat berarti bagi mereka. (Adnan Syadidan/Fau)
Referensi : islamicity.org, nu.or.id, almanhaj.or.id, iqra.republika.co.id, gatra.com