Masjid Al-Aqsa merupakan salah satu dari 3 tempat suci umat islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dengan luas kompleks sekitar 144.000 meter persegi dan dapat menampung kurang lebih 400.000, akses Masjidilaqsa tidak hanya terdapat satu pintu untuk dilalui. Pintu gerbang Masjid Al-Aqsa dibangun pada berbagai waktu, mulai dari Umayyah, Abbasiyah, Mamluk, hingga Utsmaniyah. Beberapa telah diperbaharui sementara yang lain masih seperti aslinya, bahkan ada juga yang sudah ditutup total.
Gerbang Damaskus adalah pintu gerbang paling tua di Masjid Al-Aqsa yang dibangun pada abad ke-8 M oleh Khalifah Umayyah Abdul Malik bin Marwan. Ini merupakan pintu gerbang utama Masjid Al-Aqsa dan memberi umat Muslim akses utama untuk beribadah dan berziarah ke sana.
Dari sekian banyak pintu yang ada, terdapat beberapa pintu yang familiar dan bersejarah. Umat Muslim menggunakan gerbang-gerbang ini untuk beribadah, seperti salat lima waktu, salat Tarawih, salat Idul Fitri & Idul Adha, hingga berziarah ke Masjid Al-Aqsa terutama selama bulan Ramadan dan bulan suci lainnya. Berikut lima belas pintu gerbang masjid al-Aqsa yang dapat kita ketahui sejarahnya.
Daftar Isi
15 Pintu Gerbang Masjid Al Aqsa
Meskipun jumlah pintu gerbang yang sebenarnya di Masjid Al-Aqsa dapat berbeda-beda menurut berbagai sumber sejarah dan dokumen, berikut adalah lima belas pintu gerbang yang paling sering diidentifikasi:
-
Pintu Gerbang Al-Magharibah
Pintu Al-Magharibah atau Mugharabi atau Moor, juga dikenal sebagai Gerbang Barat, merupakan salah satu pintu gerbang utama yang tersedia untuk pengunjung yang tidak beragama Muslim. Pintu ini berhubungan dengan sejarah penaklukan Yerusalem oleh tentara Muslim pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Selama Abad Pertengahan, Gerbang Barat adalah jalan masuk utama dari arah barat ke kota.
Pintu Al-Magharibah dibangun pada abad ke-8 M oleh Khalifah Umayyah Abdul Malik bin Marwan. Dibangun untuk menghubungkan Masjid Al-Aqsa ke perkampungan orang Maroko di luar tembok kota.
Pintu Al-Magharibah juga disebut sebagai Gerbang Nabi atau Gerbang Buraq. Ini karena dipercaya bahwa Nabi Muhammad SAW melewati pintu ini saat Isra’ Mi’raj untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga: Cara Menyikapi Konflik Palestina serta Pentingnya Mengenal Sejarah Islam di Era Modern Ini
-
Pintu Gerbang Al-Silsilah
Gerbang ini berada di timur laut Masjid Al-Aqsa. Nama Silsilah mengacu pada rantai atau silsilah para nabi dalam agama Islam. Pintu-pintu ini memiliki sejarah yang panjang dan terkait dengan banyak peristiwa sejarah yang rumit di Al-Aqsa.
Nama lain untuk Pintu Al-Silsilah adalah Gerbang Damaskus karena mengarah ke salah satu kota Islam yang paling suci, Damaskus. Pintu Al-Silsilah memiliki dua pintu masuk, pintu utama dan pintu kecil. Pintu utama disebut pintu Al-Silsilah (rantai) karena diyakini bahwa di sana dulunya tergantung rantai.
-
Pintu Gerbang Al-Hitta
Di antara Madrasah Alkarimiyah dan Madrasah At-Turbah al-Auhadiyah, ada Pintu Al-Hitta, yang merupakan salah satu dari lima belas pintu gerbang yang mengelilingi Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem.
Nama pintu ini diambil dari kata Arab Hitta, yang berarti tanah liat. Ini karena orang percaya bahwa pintu ini dulunya terbuat dari tanah liat. Salah satu pintu gerbang Masjid Al-Aqsa yang paling sederhana adalah Pintu Al-Hitta. Gerbang Hittah adalah gerbang tradisional yang memiliki gantungan batu yang digunakan untuk menggantung lentera.
-
Pintu Gerbang Ats Tsulasiy
Sebagai pintu masuk ke masjid Marwani, pintu Ats Tsulasiy terletak di selatan masjid. ditutup atas perintah Sultan Shalahuddin untuk mencegah serangan terhadap masjid dan al-Quds. Untuk menguasai mushalla Marwani, penjajah zionis membangun tangga di tahun 1990-an, tetapi mereka dicegah oleh Yayasan al-Aqsha. Mereka kemudian merenovasi mushalla dan menjadikannya tempat shalat.
Bentuk gerbang masih dapat dilihat dari luar meskipun ditutup. Istana Al-Qushur Al-Umawiyyah dan Darul Imarah (kantor pemerintahan) berada di sampingnya. Ini juga merupakan lokasi terdekat dengan Mushalla Al-Marwani.
-
Pintu Gerbang Al-Majlis/Al-Naazir
Sebagian orang meyakini bahwa pintu Al-Majlis digunakan oleh Pengawas Masjid Al-Aqsa untuk mengawasi wilayah di luar tembok kota. Oleh karena itu, disebut Gerbang Pengawas. Pintu Al-Majlis telah diperbaiki dan diperbaharui berkali-kali selama pemerintahan Sultan Ottoman Sulaiman Al-Qanuni pada abad ke-16.
-
Pintu Gerbang Al Janaiz
Pintu Al Janaiz terletak di sebelah timur masjid al-Aqsha, yang juga merupakan pagar (benteng) kota al-Quds. Pintu Al-Janaiz dan pintu Ar-Rahmah adalah dua pintu dari benteng ini, yang digunakan untuk membawa jenazah dari masjid ke makam rahmah, yang terletak di samping masjid. ditutup selama pemerintahan Sultan Shalahuddin untuk melindungi al-Quds dan masjid dari berbagai serangan.
-
Pintu Gerbang Al-Asbat
Pagar paling timur Masjid Al-Aqsa adalah Gerbang Al-Asbath. Nama Asbat, yang berarti suku-suku dalam bahasa Arab, berfungsi sebagai gerbang utama bagi jemaah, terutama mereka yang berasal dari luar Kota Tua Al-Quds. Dipercaya bahwa suku-suku Arab yang tinggal di sekitar Masjid Al-Aqsa dulunya menggunakan pintu ini.
-
Pintu Gerbang Al Muzdawij
Al-Muzdawij adalah kata yang berarti dua yang berarti terdapat dua pintu di sana. Pintu Al Muzdawij berada di sebelah selatan masjid. Pintunya berhimpitan langsung dengan istana Bani Umayyah di selatan masjid, sehingga digunakan sebagai pintu masuk Amir dan Sultan untuk shalat di masjid qibli sebagai imam.
Karena pagar masjid al-Aqsha di sebelah selatan juga merupakan pagar kota al-Quds, Pintu ini sudah ditutup atas perintah Shalahuddin.
-
Pintu Gerbang Al-Sa’diyah
Pada awalnya, Pintu Al-Sa’diyah adalah pintu masuk utama ke Masjid Al-Aqsa. Pada tahun 1200 M, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi menutup pintu ini karena khawatir akan serangan dari pasukan Salib. Keluarga Sa’ad adalah arti dari nama Arab Sa’diyah, dan pintu ini dinamai demikian karena dipercaya bahwa keluarga ini dulunya tinggal di sekitar Masjid Al-Aqsa.
-
Pintu Gerbang Al-Qatanin
Dalam bahasa Arab, nama Qatanin berarti tukang jahit. Dipercaya bahwa pintu ini awalnya digunakan oleh tukang jahit yang tinggal di sekitar Masjid Al-Aqsa. Pasar Suq Al-Qaththanin terletak di samping gerbang ini yang merupakan sebuah pasar bersejarah yang masih ada di Kota Tua Al-Quds.
Pintu Al-Qatanin dibangun pada abad ke-8 M oleh Khalifah Umayyah Abdul Malik bin Marwan. Dibangun untuk menghubungkan perkampungan orang Qatanin di luar tembok kota dengan Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga: 7 Masjid di Komplek Masjidilaqsa yang Menjadi Saksi Bisu Sejarah Islam di Palestina
-
Pintu Gerbang Ar Rahmah
Pintu ar Rahmah terdiri dari dua pintu masuk, Gerbang ar-Rahmah dan at-Taubah, gerbang kedua di sebelah timur Masjid Al-Aqsa. Gerbang ar-Rahmah berada di sebelah selatan, dan Gerbang at-Taubah berada di sebelah utara.
Batu-batu yang digunakan untuk membangun Kubah as Silsilah identik dengan batu-batu yang digunakan untuk membangun pintu ini, yang menunjukkan bahwa pembangunan pintu ini dimulai pada masa Umawiyyah atau sebelumnya.
-
Pintu Gerbang Al Atam
Di sebelah utara masjid al-Aqsha, pintu ini terletak di antara pintu Hittah dan pintu Ghawanimah. Namanya adalah Al-Atam, yang berarti gelap, di kalangan penduduk Bait al-Maqdis. Pintu ini juga disebut Pintu Raja Faisal, yang dikenal karena raja Syiria Faisal bin Husain yang datang ke masjid al-Aqsha pada tahun 1930 M.
Keluar melalui pintu ini. Karena ada madrasah ad-Duwaidariyah di sampingnya, pintu ini juga disebut sebagai pintu ad-Duwaidariyah. Selain itu, disebut sebagai pintu Syaraf al-Anbiya.
-
Pintu Gerbang Al Hadid
Di sebelah barat masjid al-Aqsha, ada pintu Al Hadid. Ini adalah salah satu pintu dari jalan bab al-‘Amud, salah satu jalan ke benteng al-Quds. Dalam bahasa Arab, Argun berarti al-Hadid (Besi), dan pintu itu diperbarui oleh Amir Argun pada tahun 758 H./1356 M.
Baca Juga : Tapak Tilas 6 Kisah Nabi dari Palestina dan Makamnya
-
Pintu Gerbang Al-Ghawanma
Pintu ini dinamai Ghawanma, yang berarti penjual domba, karena diduga dahulu digunakan oleh para penjual domba yang berdagang di sekitar Masjid Al-Aqsa.
Sebagian besar orang percaya bahwa gerbang ini dibangun selama pemerintahan Bani Umayyah. Sebelumnya disebut Bab Al-Walid, mengingat nama Khalifah Umayyah Al-Walid bin Abd Al-Malik.
-
Pintu Gerbang Al-Mughrabi
Sejarah Pintu Al-Mughrabi di Masjid Al-Aqsa sangat terkait dengan sejarah kota Yerusalem, konflik Israel-Palestina, dan peran situs suci ini secara politik dan agama.
Kesultanan Utsmaniyah memiliki kendali atas Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa. Setelah Kesultanan Utsmaniyah berakhir pada tahun 1924, Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa menjadi bagian dari Mandat Britania di Palestina. Pintu Al-Mughrabi dibangun dan digunakan sebagai pintu gerbang masuk ke Bukit Bait Suci.
Pada pertengahan tahun 1900-an, terutama setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, Israel mengambil alih Yerusalem Timur, termasuk kompleks Masjid Al-Aqsa, dari Yordania. Karena menghubungkan Masjid Al-Aqsa dengan Bukit Bait Suci, Pintu Al-Mughrabi menjadi salah satu titik konflik utama.
Pada tahun 2000, penggalian tanah di sekitar pintu Al-Mughrabi oleh pemerintah Israel menyebabkan banyak kontroversi dan meningkatkan ketegangan antara pemerintah Israel dan umat Islam. Pemerintah Israel mengklaim penggalian tersebut untuk tujuan renovasi dan keamanan, tetapi Palestina dan sebagian besar dunia Arab melihatnya sebagai upaya untuk mengubah karakter Islam situs tersebut.
Pintu Al-Mughrabi karena itu tidak hanya merupakan bagian penting dari sejarah Masjid Al-Aqsa, tetapi juga merupakan simbol dalam konflik yang kompleks dan lama antara Israel dan Palestina.
Itulah beberapa pintu gerbang Masjidilaqsa dengan berbagai sejarahnya. Situs suci umat islam ini sedang tidak baik-baik saja. Penjajahan yang dilakukan oleh zionis israel sejak 1948 membuat kedamaian yang telah ada selama kurang lebih 12 abad dibawah kepemimpinan islam. Bahkan saat ini akses Masjidilaqsa dalam penjagaan ketat penjajah zionis israel, sehingga jamaah dan pengunjung yang akan masuk sangat dibatasi. Toleransi beragama di Masjidilaqsa hilang begitu saja sejak penjajah israel merebut paksa hingga mengusir warga palestina yang dikenal sebagai peristiwa Nakba. Semoga dalam waktu dekat kita dapat mengunjungi dan sholat berjamaah di situs suci bersejarah ini. Aamiin. (sry/fau)
“JAGA WUDHU KALIAN, KARENA SEBENTAR LAGI KITA AKAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID AL AQSA!”