Zakat merupakan rukun islam yang disebutkan setelah ibadah shalat, sehingga memiliki keutamaan sebagai ibadah wajib. Zakat merupakan ibadah lahiriyah yang menggunakan harta, sebagai bentuk rasa syukur dan membersihkan diri, sekaligus menambah berkah. Zakat merupakan bagian tertentu yang dikeluarkan dari jenis harta tertentu setelah mencapai nishab dan haul untuk dibagikan kepada delapan kelompok penerima yang tergolong sebagai mustahik. Salah satu jenis harta yang wajib disisihkan sebagai zakat ialah zakat penghasilan.
Penghasilan pegawai berupa gaji yang diterima setiap bulan wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah mencapai nishab. Nishabnya diqiyaskan dengan zakat emas, yaitu wajib dikeluarkan zakat apabila telah mencapai nilai setara dengan 85 gram emas. Nishab emas jika dikonversi setara dengan 40 juta rupiah. Waktu pengeluarannya diqiyaskan dengan zakat pertanian, yaitu dikeluarkan pada saat didapatkan.
Zakat penghasilan dengan nishab emas 40 juta rupiah selama setahun, sedangkan gaji didapatkan setiap bulan, maka nishab emas dibagi dalam 12 bulan. Berarti seseorang wajib mengeluarkan zakat apabila penghasilan perbulannya mencapai sekitar 3.3 juta rupiah. Zakat yang dibayarkan ialah sebesar 2.5% dari besar penghasilan.
Penghasilan yang dizakati merupakan penghasilan yang telah dikurangi dengan kebutuhan pokok selama sebulan dan cicilan hutang yang jatuh tempo. Kebutuhan pokok pada setiap orang bersifat relatif sehingga ada pula ulama yang berpendapat bahwa zakat penghasilan merupakan 2,5% dari besar penghasilan yang dipotong oleh hutang jatuh tempo, tanpa dikurangi biaya kebutuhan pokok bulanan. Kelebihan mengeluarkan nominal zakat dihitung kebaikan sebagai infak.
Wallahu’alam bissawab. (pj)