Apa yang ada di benak kita ketika mendengar kata-kata kusta? Bisa jadi sebagian dari kita langsung merinding, seraya berlindung kepada Allah agar dihindarkan dari penyakit itu.
Ya, selama ini sebagian masyarakat masih menganggap kusta sebagai penyakit ‘kutukan’ yang tidak dapat disembuhkan. Sehingga kita tidak perlu berdekatan dan berinteraksi dengan mereka yang menderita penyakit ini. Tahukah Anda, bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengidap kusta ketiga terbanyak di dunia, setelah India dan Brazil, dengan jumlah penderita 17.723 orang (Weekly Epidemiological Record WHO; 2011).
Penyakit kusta disebabkan bakteri Mycobacterium leprae, bakteri ini ditemukan oleh seorang ahli fisika Norwegia bernama Gerhard Armauer Hansen, pada tahun 1873. Umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah.
Butuh waktu yang cukup lama memang untuk menyembuhkannya, namun, masalah yang lebih besar dihadapi para penderita kusta adalah stigma masyarakat yang acap kali memandang mereka dengan sebelah mata, tak sedikit mereka yang terisolir dari dunia luar karena tidak diterima masyarakat. Imej buruk terhadap penderita kusta dan stigma ini secara tidak langsung memperparah nasib mereka. Bagaimana tidak, mereka memang berada di sekitar kita, namun tidak hadir dalam kehidupan sosial kita.
Karena merasa dikucilkan, penderita kusta juga merasa tidak percaya diri untuk berbaur dengan masyarakat umum. Minimnya pengetahuan tentang penyakit kusta yang ada di masyarakat, membuat kebanyakan orang merasa takut yang berlebihan. Padahal, setelah mereka melalui proses penyembuhan, mereka dapat kembali hidup normal dan berdaya sebagaimana sebelum menderita penyakit ini.
Di dunia, khususnya di Indonesia, komunitas yang peduli dengan penderita kusta ini sangat sedikit dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Mereka sebenarnya bisa kembali berdaya dan mandiri jika kita memberikan kesempatan dan tidak memandang mereka dengan sebelah mata. Untuk itu, Dompet Dhuafa dengan menggandeng Yayasan Sidki berikhtiar untuk memberdayakan masyarakat penderita kusta dan mantan penderita kusta agar mereka dapat kembali berdaya seperti sedia kala.
Dompet Kusta Indonesia adalah program pemberdayaan mantan kusta yang bertujuan menggalang kepedulian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan para mantan penderita kusta.
Program ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas hidup orang-orang yang pernah menderita kusta dan menumbuhkan pemahaman yang benar terhadap kusta pada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan orang-orang yang pernah menderita kusta dapat hidup berdampingan secara wajar di tengah-tengah masyarakat dengan penuh rasa hormat dan bermartabat.
Anda pun dapat berperan serta dalam mewujudkan kesejahteraan mantan penderita kusta dengan mendukung program Dompet Kusta Indonesia. Mari, salurkan dukungan kita terhadap dompet kusta Indonesia melalui MANDIRI CAB PONDOK INDAH a.c 101.000.5968.266 atau BCA SYARIAH CAB. KELAPA GADING a.c 008.000.800.1 a/n. Yayassan Dompet Dhuafa Republika.
Semoga ikhtiar kita, kepedulian kita mendapat ridho dan ganjaran dari Allah SWT.