Kisah Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan Hingga Perintah Kurban

Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan

Memasuki musim haji dan kurban, umat muslim pasti sering mendengar kisah Nabi Ibrahim yang telah banyak memberikan pelajaran dalam hidup kita. Ia merupakan seseorang yang sangat cerdas, kritis, selalu tegar dalam ujian, dan selalu semangat untuk berjihad di jalan Allah SWT.

Seseorang itu ialah Nabi Ibrahim AS, yang telah melewati berbagai macam ujian dan tak pernah lelah untuk berdakwah. Maka sangat pantaslah ia kita sebut sebagai pahlawan, karena tak pernah menyerah untuk menyebarkan agama islam.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW dari Lahir sampai Wafat

Kisah Nabi Ibrahim AS memiliki banyak pesan nilai moral dan kehidupan. Nabi Ibrahim AS patut untuk dijadikan panutan dalam kehidupan kita. Agar lebih mendalami pesannya, alangkah baiknya mari kita telusuri roda kehidupan Nabi Ibrahim AS.

Terdapat 5 rangkaian kehidupan Nabi Ibrahim sebagai berikut:

Nabi Ibrahim di Masa Kecil

Apa itu Kurban atau Qurban dalam Perayaan Idul Adha?

Pada zaman kerajaan yang dipimpin oleh Raja Namrud, ia mengeluarkan peraturan yang amat meresahkan masyarakatnya. Peraturannya yaitu jika ada ibu yang melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki maka wajib untuk dibunuh. Nabi Ibrahim lahir saat masa pemerintah tersebut. Agar tidak ketahuan, maka ibunda Nabi Ibrahim AS mengasingkannya ke hutan didalam sebuah goa yang mustahil dapat diketahui oleh orang-orang.

Raja Namrud memiliki sifat yang sangat angkuh, tidak ingin dikalahi, dan egois. Dengan dibuatnya peraturan tersebut bertujuan agar tidak ada laki-laki yang menggantikan dan mengalahkan dirinya dalam berkuasa. Nabi Ibrahim senantiasa dilindungi oleh Allah SWT, hingga ia menjadi seorang yang tangguh selalu selamat dari berbagai macam bahaya. Hingga suatu ketika ia dapat kembali ke masyarakat.

Ketika Nabi Ibrahim AS telah kembali ke masyarakat, ia begitu bingung akan perilaku orang-orang yang menyembah patung berhala. Hampir disepanjang perjalanannya, berbagai rumah dan bangunan selalu terdapat patung berhala untuk disembah masyarakat. Sampai ia dirumahnya, benda itu masih ditemukan, ternyata ayahnya bekerja sebagai pembuat patung.

baca juga: KISAH NABI NUH SAAT BANJIR BESAR DAN DOA HUJAN BAIK 

Nabi Ibrahim merasa jera dan bingung terhadap perilaku masyarakat yang menyembah berhala. Ia pun bertanya-tanya kepada dirinya dan rasa ingin tahunya sangat besar. Di manakah Tuhan itu? Manakah yang dinamakan Tuhan? baiknya Allah memberikan mukjizat kepadanya yaitu sebuah pemikiran yang cerdas dan kritis. Allah SWT mengutusnya sebagai penyampai keberadaanNya selama ini kelak masyarakat meninggalkan berhala yang tidak penting dan bertakwa kepadaNya .

Berproses Mencari Tuhan

Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan dalam Surat Al-Anam ayat 76

Ia selalu bertanya dan menyelimuti isi pemikirannya. ‘Siapa sebenarnya Tuhan? Apakah Benarkah berhala itu adalah Tuhan? Atau justru Raja namrud yang berkuasa itu adalah Tuhan?’. Kemudian ia melihat bulan, bintang, dan matahari, namun apalah daya ternyata benda tersebut menghilang, bukan Tuhanku dalam pemikirannya.

Proses Nabi Ibrahim dalam Mencari Tuhan terdapat dalam ayat suci Al-Quran dalam Surat Al-An’am.

Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ ٱلَّيْلُ رَءَا كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلْءَافِلِينَ

Artinya:
“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” (Al-An’am 6:76)

Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا رَءَا ٱلْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمْ يَهْدِنِى رَبِّى لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلضَّآلِّينَ

Artinya:
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.” (Al-An’am 6:77)

Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّى هَٰذَآ أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّآ أَفَلَتْ قَالَ يَٰقَوْمِ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ

Artinya:
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (Al-An’am 6:78)

Setelah itu Nabi, Ibrahim tersadar akan benda-benda berhala bukan Tuhannya sama sekali. Kemudian Allah SWT membisikan sebuah perintah kepada Nabi Ibrahim untuk mengajak orang menyembah pada Allah SWT, bukan berhala kembali. Seluruh isi jagat raya serta hukum yang berlaku didalamnya, kuat agar bukti keesaan Allah dan kebatilan perbuatan orang-orang musyrikin. Maka Nabi Ibrahim AS menyakini bahwa Tuhan hanyalah Allah SWT.

Menghancurkan Berhala Raja Namrud dan Menjebak di depan Pengikutnya

Dengan kecerdikannya untuk menunjukkan bahwa berhala bukan Tuhan, ia menjalankan taktik untuk menyadarkan Raja Namrud dan pengikutnya. Nabi Ibrahim menjalankan aksinya saat Raja Namrud berpergian keluar kota dengan sebagian besar pengikutnya. Ia menghancurkan semua berhala di wilayah Namrud terkecuali berhala yang paling besar.

baca juga: SERBA-SERBI APA ITU KURBAN (QURBAN) DALAM ISLAM?

Saat Raja Namrud tiba diwilayahnya bersama sebagian besar pengikutnya ia sungguh terkejut dan marah besar. Lantas ia mencari siapakah dalang dari kerusakan berhala-berhalanya. Namun salah satu pengikutnya yang tidak mengikuti perjalanan keluar kota melihat aksi Nabi Ibrahim. Sehingga ia memberitahu kepada Raja Namrud bahwa Nabi Ibrahim pelaku kerusakan berhala tersebut. Tak segan-segan dengan rasa marahnya ia meminta Nabi Ibrahim untuk menghadapnya.

Pada saat Nabi Ibrahim menghadap ke Raja Namrud, terjadilah percakapan sehingga membuat pengikut Raja Namrud menjadi tersadar dan berpikir jernih. Percakapannya adalah sebagai berikut:

Raja Namrud : “Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?”

Nabi Ibrahim : “Bukan!”

Raja Namrud : “Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada di sini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?”

Nabi Ibrahim : “Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada di lehernya?”

Raja Namrud: “Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!”.

Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata,

Nabi Ibrahim: “Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?”

Begitu pintar dan cerdiknya Nabi Ibrahim menjawab segala pertanyaan dari Raja Namrud sembari menunjukkannya kepada sebagian besar pengikutnya. Mereka akhirnya tersadar bahwa Tuhan yang selama ini mereka sembah tidak dapat bergerak, melihat, hanya diam semata. Raja Namrud semakin murka dan tidak terima atas kejadian tersebut.

Nabi Ibrahim AS di Bakar Hidup-Hidup

Mukjizat Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api

Karena begitu kesal dan dendamnya Raja Namrud kepada Nabi Ibrahim AS, ia memerintahkan tentaranya untuk menghukum mati Nabi Ibrahim. Api berkorbar sangat besar dan panas dengan kayu sebagai bahan bakarnya. Alhamdulillah Allah SWT selalu menunjukkan kuasa-Nya, Ia belum menghendaki Nabi Ibrahim kalah dan mati dari musyriknya Raja Namrud.

baca juga: MANA YANG LEBIH BAIK, KURBAN KAMBING ATAU SAPI?

Raja Namrud dan para pengikutnya telah tertawa saat melihat aksi pembakaran tersebut dan merasa sangat lega dan puas. Namun, begitu terkejutnya mereka, seketika kobaran api yang besar itu padam. Seketika Nabi Ibrahim AS keluar dari puing-puing pembakaran dan selamat tanpa ada luka sedikit pun. Semenjak itu, pengikut Raja Namrud berbondong-bondong menjadi umat Nabi Ibrahim AS untuk mentaati dan semangat berjalan lurus kepada Allah SWT

Nabi Ibrahim AS Menyembelih Anaknya

Asal Mula Kurban atau Qurban Idul Adha

Semasa hidupnya Nabi Ibrahim dikarunia anak-anak yang sangat sholeh dan diutus oleh Allah SWT untuk menjadi Nabi. Suatu ketika Nabi Ibrahim mendapatkan suatu mimpi, dan ia berkata kepada putranya yaitu Ismail:

“Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.”

Perlu dipahami bahwa mimpi para Nabi itu wahyu yang mesti dipenuhi. Dalam hadits mawquf –hanya sampai pada perkataan sahabat Ibnu ‘Abbas- disebutkan,

رُؤْيَا الأَنْبِيَاءِ فِي المنَامِ وَحْيٌ

Artinya:

Penglihatan para nabi dalam mimpi itu wahyu.
(HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 2: 431. Hadits ini kalau dikatakan marfu’ –sabda Nabi- itu dha’if. Yang benar, hanyalah perkataan sahabat atau hadits mawquf. Lihat tahqiq Tafsir Ibnu Katsir, 6: 386 oleh Syaikh Abu Ishaq Al-Huwaini hafizhahullah)

Nabi Ismail AS pun bersabar dan mengharapkan ridho, pahala dengan menjalankan perintah Allah sebagai wujud berbakti kepada kedua orang tuanya. Kesabaran tersebut dikaitkan dengan kehendak Allah karena memang tanpa kehendak Allah, kesabaran tersebut tak akan dapat dicapai. Nabi Ibrahim meyakini bahwa hal tersebut merupakan ujian dari Allah SWT dan wujud cinta-Nya kepadanya. Allah menguji Nabi Ibrahim lewat anak yang benar-benar ia cintai, diperintahkan untuk disembelih.

Baca Juga: Kisah keteladanan nabi ismail as, Baktinya kepada ALLAH SWT dan orang tua

Ketika Nabi Ibrahim akan menyembelih putranya sambil memandang wajah Nabi Ismail, Allah menunjukkan kembali kuasaNya. Seketika Allah SWT menggantikan puteranya dengan domba besar sebagai tebusan. Maka Nabi Ibrahim tidak menyembeli puteranya, melainkan menyembelih seekor domba. Itulah balasan dari Allah SWT bagi orang yang beriman, ihsan dalam beribadah, yang selalu mengedepankan ridho Allah ketimbang syahwat semata.

Hikmah Kisah Nabi Ibrahim

Begitu banyak hikmah yang kita dapatkan dari lima kisah Nabi Ibrahim AS. Sebagai manusia kita harus menjadikan Nabi Ibrahim sebagai role model daalam kehidupan kita. Hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik yaitu dapat disingkat “HISTI” yaitu:

1. Husnudzon: Selalu yakin dan berprasangka baik kepada Allah SWT, bahwa ia telah merencanakan yang terbaik bagi umatnya

2. Ihsan: Selalu menyembah Allah SWT tanpa kenal lelah.

3. Sabar: Selalu bersabar atas segala ujian dan yakinlah bahwa ujian merupakan wujud cinta-Nya Allah SWT kepada hambaNya. Allah tidak pernah menguji hambaNya diluar batas kemampuan hambaNya.

4. Tawakkal: Senantiasa berserah diri kepada Allah SWT setelah sudah berusaha melakukan setiap urusan atau ujian.

5. Ikhtiar: Selalu berusaha dan tidak pernah menyerah dalam situasi buruk atau sulit.

Jadilah muslim yang dapat mengimplementasikan kisah Nabi Ibrahim AS yang merupakan kekasih Allah SWT, memahami kisahnya dan melakukan HISTI (Husnudzon, Ihsan, Sabar, Tawakkal, dan Ikhtiar), dan semoga senantiasa diriasi oleh keberkahan dari Allah SWT. Mari jadikan bulan Dzulhijjah dan Idul Adha sebagai pijakan untuk menjadi muslim yang lebih baik dan pantang menyerah.

baca juga: 8 ribu hewan KURBAN DIsiapKAN UNTUK PELOSOK NEGERI. yUK GABUNG BERSAMA THK 1444H DOMPET DHUAFA  

Seperti kisah Nabi Ibrahim yang selalu ikhtiar dalam menjalankan perintah Allah, kini Sahabat dapat mengamalkan hikmahnya dengan kurban di Dompet Dhuafa. Cukup kurban online dari rumah, dagingnya sampai ke pelosok tanah air secara higienis dan amanah. Tak hanya itu, amalan qurban dapat jadi penolongmu di akhirat kelak. Yuk, pesan kendaraan akhiratmu dengan ketuk tautan di sini!

Bentangkan Kebaikan Kurbanmu untuk Umat

Kembali ke Artikel: Kisah Teladan Nabi “Ulul Azmi”

 

 

 

Previous articleKisah Nabi Ismail dari Lahir, Haji, Kurban, Hingga Wafat
Next articleKeutamaan Bulan Dzulhijjah 10 Hari Pertama dan Amalan Istimewa