KARO- Berbulan-bulan sudah, tanah Karo dirundung duka, akibat erupsi serta meletusnya gunung Sinabung yang terjadi pada (1/2) lalu. Tangisan dan rintihan para pengungsi akan tragedi bencana ini, menimbulkan rasa trauma berkepanjangan yang merasuk dalam pribadi para pengungsi.
Sisi spiritual mereka pun tak luput terkoyak akibat bencana alam yang menyebabkan hilangnya nyawa sanak keluarga yang menjadi korban. Bukan hanya nyawa, harta benda mereka seperti rumah, persawahan, dan hewan ternak juga ikut merasakan terpaan awan panas yang terjadi di wilayah Kaban Jahe, Karo, Sumatera Utara.
Selama erupsi gunung Sinabung, seluruh warga yang terkena dampak erupsi mengungsi ke wilayah aman. Ada yang memilih mengungsi di masjid, gereja, lapangan, pabrik bahkan sekolahan.
Hampir berbulan-bulan sudah mereka bertahan di pengungsian. Tentu saja, kondisi seperti ini membuat warga semakin jauh dari kebiasaan berkeluarga dan bermasyarakat yang selama ini mereka jalani. Kesabaran dan keikhlasan atas segala cobaan yang dirasakan harus terus dipupuk agar para pengungsi dapat kembali bangkit dan semangat dalam menjalani hidup.
Tak ingin berlama-lama melihat para warga yang mengungsi dengan kondisi seperti itu, Dompet Dhuafa berusaha kembali memacu semangat dalam sisi spiritual para pengungsi. Dompet Dhuafa mengirimkan tim dari Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) untuk mendampingi para pengungsi, memberikan pendampingan spiritual kepada mereka dengan mengisi kajian-kajian keagamaan.
Imam Mashroni, salah satu tim Cordofa dari Padang yang berada di tengah-tengah para pengungsi Sinabung khususnya pengungsian yang berada di Masjid Taqwa Muhammadiyah Kabanjahe, menceritakan kegiatannya selama berada di pengungsian.
“Saya sudah 21 hari berada di tengah tengah para pengungsi, memberikan pendampingan spiritual kepada mereka dengan mengisi kajian-kajian keagamaan di tengah tengah mereka”, jelas Imam.
Berjuang di jalan dakwah tentu tak dijalani Imam sendirian dalam mengisi kajian rutin di Masjid Taqwa Muhammadiyah. Ia di bantu oleh Ustaz Bernard Abdul Jabbar dari Dewan Dakwah. Dai yang selama ini aktif berdakwah di dalam negeri maupun luar negeri ini ternyata sedang mengirim bantuan ke lokasi lokasi bencana bersama dai dai lainnnya.
Tak ingin kesempatan ini berlalu begitu saja, Ustaz Bernard diberikan kesempatan untuk mengisi kajian rutin di Pos Pengungsian di Masjid Taqwa Muhammadiyah yang selama ini didampingi Cordofa.
“Dakwah harus sinergi, nggak bisa sendirian karena ladang dakwah luas maka butuh sebanyak banyaknya Dai untuk mendampini masyarakat disini,” jelas Imam.
Dalam kajian rutin tersebut, lebih dari 200 jamaah berkumpul di lantai 2 masjid. Dengan menggunakan gayanya yang khas dan humoris saat berceramah, Ustaz Bernard Abdul Jabbar menyampaikan tausyiahnya kepada para pengungsi yang tinggal di masjid tersebut,
“Kita boleh kehilangan harta benda, bahkan anak dan istri karena musibah ini, tapi kita tidak boleh kehilangan Allah, yakinlah, Allah akan ganti dan berikan yang terbaik bagi kita selama kita menjalani ujian ini dengan penuh kesabaran,” ajak Ustaz Bernard.
Acara ini pun berakhir hingga malam pukul 22.00 WIB dan ditutup dengan dzikir, doa serta penyerahan bantuan secara simbolis untuk pengungsi yang ada di Masjid Taqwa Muhammadiyah Kabanjahe. (zaki/uyang/gie)
Sumber: dompetdhuafa.org