“Saya merasakan secara nyata, bantuan dari program Dompet Dhuafa Banten (DD Banten) benar-benar nyata saya rasakan,” ujar lelaki paruh baya itu kepada tim DD Banten petang itu.
Namanya Edi Saputra (44). Ia merupakan salah seorang penerima manfaat program pemberdayaan Dompet Dhuafa Banten. Sehari-hari, ia mencari nafkah sebagai tukang las keliling.
“Saya mulai ngelas dari tahun 2008, Dek. Panjang ceritanya…” ujarnya disertai helaan napas panjang. Beberapa detik laki-laki bernama lengkap Edi Saputra itu tercenung, seperti berusaha mengumpulkan kenangan.
Cerita pun mengalir. Edi mengisahkan, memasuki usia 2 tahun, ia mengidap penyakit polio yang menyisakan bekas di kaki kirinya. “Saya kena polio waktu kecil, tapi ya namanya hidup nggak boleh berpangku tangan, kan, Dek. Berbagai pekerjaan udah saya jalanin, mulai dari kuli pabrik sampai jadi pengangguran,” celotehnya tanpa basa-basi.
Ya, ia tidak mau berpangku tangan, gigih, tangguh, dan trengginas. Sifat-sifat itu terlihat jelas di garis-garis wajah ayah dua anak itu. Pun saat ia turun dari motor lasnya yang merupakan bantuan dari DD Banten. Edi terlihat sangat cekatan. Tak ada sama sekali kesan sulit lantaran kondisi fisiknya tak sesempurna orang kebanyakan.
“Saya pernah kerja di Jakarta, karena perusahaan gulung tikar, saya kena PHK. Selama itu saya luntang-lantung nggak jelas,” terangnya.
Sadar bahwa hidupnya harus tetap berjalan, Edi membulatkan tekad untuk mencoba peruntungan di Kota Serang tahun 2000 dengan mencoba berdagang. “Sebenernya saya nggak bakat dagang, tapi ya namanya kepepet dan butuh makan, apa aja saya kerjain, selama nggak merugikan orang lain,” tukasnya.
Walau pada akhirnya Edi melakukan apapun yang bisa dilakukannya, di hati kecil ia berharap dapat mewujudkan keinginan membuka usaha dengan memanfaatkan keterampilannya.
Kegigihan dan kesabaran Edi berbuah manis. Ia menjadi salah satu penerima manfaat porgam Insan Tangguh DD Banten. “Waktu itu ada acara kajian zakat, saya coba ikutan dan ternyata Dompet Dhuafa Banten punya program yang namanya Insan tangguh. Mungkin Allah nitipin rezeki saya lewat donatur DD, akhirnya sepeda motor yang sekarang nemenin saya keliling itulah yang menghidupi saya dan keluarga sampai hari ini,” tuturnya sembari tersenyum.
Insan Tangguh merupakan program pemberdayaan DD Banten dengan memberikan modal usaha kepada penerima manfaat penyandang disabilitas, sehingga mereka tetap produktif dan mandiri. Dan Bapak Edi, salah seorang penerima bantuan dari program Insan Tangguh telah merasakan manfaatnya.
Bermodal keterampilan welding yang diperolehnya di bangku SMK, Bapak Edi menjalani profesi sebagai tukang las keliling dengan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Alhamdulillah, rezeki mah ada aja, Dek. Bisa menuhin kebutuhan sehari-hari dan nyekolahin anak-anak. Yang penting bersyukur dengan rezeki yang dikasih Allah, itu aja,” pungkasnya. (chogah/gie)