Hijrah mengandung arti meninggalkan suatu perbuatan, perpindahan atau meninggalkan suatu daerah menuju ke daerah lain. Hijrah Rasulullah memiliki banyak nilai kehidupan karena kegigihan Rasulullah yang luar biasa dalam menyebarkan agama islam.
Dalam melabuhi bahtera kehidupan untuk terjalinnya kebaikan di dunia dan akhirat haruslah menjadi umat muslim yang senantiasa memancarkan kebaikan. Berhijrah merupakan kewajiban umat muslim untuk selalu memacu hidupnya menuju jalan lurus yang penuh kebaikan.
Baca Juga: 5 CARA NABI MUHAMMAD (RASULULLAH) DAGANG SUKSES DAN BERKAH
Maka pentingnya hijrah dalam menemani langkah roda kehidupan untuk selalu menjadi muslim yang terus berlomba dalam berbuat kebaikan. Hijrah Nabi Muhammad SAW dilakukan pada tahun 622 M dari Makkah menuju Madinah dan terdapat kisah menakjubkan. Rasulullah mendapatkan tantangan dan ancaman besar dari kaum kafir, namun Beliau tidak mudah untuk tergoyahkan semangat dakwahnya.
Mari kita maknai pintalan perjuangan Hijrah Rasulullah sang inspirator umat muslim melalui 5 rangkaian yang penuh pengorbanan dan ketulusan.
Daftar Isi
1. Tantangan Intimidasi Kaum Quraisy
Nabi Muhammad SAW telah berdakwah di Mekkah menyebarkan agama islam untuk menunjukkan jalan lurus. Awalnya Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi-sembunyi kemudian Syiar Islam dilakukan secara terang-terangan.
Karena semakin meluasnya ajaran Rasulullah, kaum kafir Quraisy semakin geram dan jenuh akan banyaknya pengikut Rasulullah. Maka dengan segala kemampuannya kaum kafir tersebut menghalalkan segala cara untuk merusak dakwah Rasulullah SAW.
Kaum Quraisy senantiasa mengancam dan mengintimidasi Rasulullah SAW. Terlebih ancaman semakin menghantui disaat hari duka Nabi Muhammad SAW. Beliau ditinggalkan oleh istinya Siti Khadijah, paman Nabi (Abu Thalib) wafat dan mereka berdua merupakan pembela dan motivator Rasulullah. Hal tersebut merupakan tahun duka cita bagi Rasulullah SAW.
Baca Juga : Kisah-Kisah Teladan Nabi Ulul Azmi
Setelah melewati hari duka cita Allah SWT memberikan peristiwa yang luar biasa kepada Rasulullah SAW. Yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj dimana Allah memerintahkan kelak hamba-hambaNya untuk melaksanakan sholat 5 waktu. Mendapatkan amanah dari Allah membuat Nabi melanjutkan dakwahnya di Mekkah, lantas kaum Quraisy semakin geram dan semakin bertindak jahat kepada Beliau. Mereka tak segan-segan menuduh bahwa Rasulullah SAW telah berbohong atas peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut, berbagai desakan semakin beragam menggagalkan dakwah Rasulullah
2. Kedatangan Sejumlah Orang dari Madinah
Disaat gencar-gencarnya kaum kafir Quraisy menghancurkan dakwah Rasulullah SAW, datanglah sejumlah orang dari Madinah dan menemui Nabi. Mereka menemui Rasulullah SAW di bukit Aqaba, dan mereka memeluk agama islam, peristiwa tersebut dikenal dengan Bai’at Aqaba I.
Beberapa tahun kemudian datang kembali yaitu Suku Aus dan Khazraj dari Madinah menuju Mekkah untuk naik haji. Mereka menemui Rasulullah dan mengajaknya agar berhijrah ke Madinah.
Suku Aus dan Khazraj memiliki niat baik dengan menemui Rasulullah yakni mereka siap untuk membela dan melindungi Nabi serta pengikutnya. Peristiwa berikut dikenal dengan Bai’at Aqaba II, betapa mulianya dan sayangnya mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan siap siaga mereka melindungi Rasulullah dari ancaman apapun baik dari kaum kafir Quraisy atau kafir lainnya.
Dengan kejahatannya kaum kafir Quraisy memboikot Nabi Muhammad dan para pengikutnya dengan mereka melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pengikut Rasulullah. Mereka juga dilarang untuk menikah dengan kaum muslimin, bergaul, dan disuruh untuk mendukung memusuhi Nabi.
Hal tersebut membuat kondisi kaum muslimin di Mekkah semakin terdesak, atas izin Allah Nabi Muhammad memutuskan untuk berhijrah ke Madinah. Dengan segala upaya untuk menyelamatkan kaum muslimin, mereka pun berhijrah secara sembunyi agar tidak diketahui oleh kaum kafir Quraisy.
3. Rasulullah Terlindungi dari Kepungan Kaum Quraisy
Disaat memulai perjalanan Hijrah Rasulullah menuju Madinah, kaum kafir Quraisy berniat mencelakai Beliau dengan membunuhnya. Memasuki malam harinya ternyata kaum kafir Quraisy telah mengepung rumah Rasulullah. Beliau mengarahkan Ali Bin Abi Thalib untuk mengenakan jubahnya dan berbaring ditempat tidurnya. Hal tersebut untuk menjebak kaum kafir Quraisy
baca juga: SIAPA SAJA ASSABIQUNAL AWWALUN, PEMELUK ISLAM PERTAMA KALI?
Seketika kaum kafir Quraisy mengintip ke kamar Rasulullah SAW dan melihat terdapat seseorang yang sedang tidur. Mereka mengira seseorang itu adalah Rasulullah SAW, padahal kenyataanya yang berbaring adalah Rasulullah SAW. Saat mereka mengepung dan masuk ke dalam rumah, seketika terkejut ternyata Nabi telah pergi. Begitu pintarnya Nabi Muhammad SAW dalam taktik untuk menyelamatkan dan berjuang di jalan dakwahnya.
4. Peristiwa Menakjubkan di Gua Tsur
Kaum kafir Quraisy karena telah mengetahui tidak adanya Rasulullah SAW di rumah setelah mereka mengepungnya, maka mereka menutup semua jalur Madinah. Karena hal tersebut Nabi dan pengikutnya menggunakan jalan lainnya yang jarang dilewati oleh penduduk sekitar. Kemudian mereka menemukan suatu Gua dan tinggal disana yang bernama Gua Tsur. Mereka tinggal di Gua Tsur kurang lebih selama tiga hari sebagai tempat perlindungan.
Atas segala kekuasaan dan perlindungan Allah SWT, Rasulullah SAW bersama para pengikutnya aman di dalam Gua Tsur. Padahal gua tersebut sungguh sempit dan jarang untuk ditempati manusia. Disaat itu kaum kafir Quraisy selalu mencari Rasulullah kesana kemari untuk mencelakai perjalanan Hijrahnya menuju Madinah.
baca juga: KISAH NABI MUSA SINGKAT: MEMBELAH LAUTAN PADA 10 MUHARRAM
Ternyata Kaum Quraisy pernah mencari Rasulullah di Gua Tsur, bahkan pimpinan mereka hendak masuk ke tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar. Namun suatu hal menghalangi mereka untuk masuk, ternyata Allah SWT memberikan keajabiban dan perlindungan kepada Rasulullah SAW. Kaum Quraisy melihat banyaknya sarang laba-laba di mulut gua dan banyaknya burung liar, sehingga mereka meyakini tidak akan ada seseorang.
Rasulullah berada di gua selama tiga malam dan keluar pada tanggal 1 Rabi’ul Awwal tahun pertama Hijriyah 622 M. Nabi dan Abu Bakar, ditemani Amir bin Fuhairah, beserta seorang penunjuk jalan, Abdullah bin Uraiqith, keluar dari gua. Mereka melajutkan kembali untuk berangkat menuju Madinah.
5. Sukacita Perjalanan Rasulullah menuju Madinah
Perlindungan di Gua Tsur membuktikan bahwa Allah SWT akan senantiasa melindungi seseorang yang berjuang untuk berdakwah kebaikan. Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan kembali menuju Madinah. Rasulullah menaiki unta, yang dalam kitab tarikh disebut dengan nama “ Al-Qushwa”. Selama tujuh hari tujuh malam mereka berjalan menuju Madinah, melewati gurun pasir yang gersang tanpa kenal lelah letih untuk keselamatan umat.
baca juga: 5 MAKNA MAULID NABI MUHAMMAD YANG HARUS KITA PERINGATI, APA SAJA?
Pada Rabiul Awwal di tanggal 8, Rasulullah dan pengikutnya sampai di Quba. Mereka disambut dengan hangat penuh sukacita oleh kaum muslimin di sana. Sekitar satu kilometer dari Quba, Rasulullah bersama umat Islam lainnya melaksanakan salat Jumat di tempat Bani Salim bin Auf. Dengan memperingati peristiwa itu, dibangunlah “ Masjid Jumat” di lokasi tersebut.
Rasulullah pun kembali melanjutkan perjalanan pada hari itu juga. Mereka akhirnya tiba di Madinah pada hari Jumat, 12 Rabi’ul Awwal atau tahun 13 Kenabian. Hangatnya sambutan penuh suka cita diiringi isak tangis penuh haru dan kerinduan menyeruak di Madinah. Kehadiran Rasulullah membuat hati umat di Madinah sungguh bahagia dan bersyukur atas hadirnya sosok yang sangat menginspirasi dan teladan.
Itulah kisah Hijrah Rasulullah yang amat menginspirasi manusia bahwasannya untuk tetap teguh dan tegar dalam menghadapi cobaan seberat apapun. Meyakini bahwa pertolongan Allah SWT akan senantiasa menghampiri diiringi akan kuatnya iman dan takwa untuk mendapatkan ridho-Nya.
Yuk, ikuti kisah teladan lainnya dari Nabi Muhammad SAW di video ini, ya!
Marilah menjadi umat muslim dengan memintal rangkaian hijrah dalam merajut cita dan asa kehidupan. Jadilah muslim yang produktif dengan gemar berdakwah dan bersedekah untuk menyampaikan pancaran kebaikan. (Zakat.or.id/Glenzi Fizulmi, 2019)