Jakarta– Persoalan kemiskinan ini selalu menjadi persoalan krusial siapapun yang menjadi pemimpin bangsa ini, hal ini wajar mengingat masalah kemiskinan hampir dihadapi dan ditempuh oleh semua bangsa di dunia. Permasalahan kemiskinan ini merupakan permasalahan multidimensi, perlu pendekatan dari banyak aspek untuk mengatasi persoalan ini. Data BPS per September 2012 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 28,59 juta orang atau 11,66 % penduduk nasional, dengan prosentase 63,25 % penduduk miskin tinggal di pedesaan dan 36,75 % tinggal di perkotaaan. Hal ini ditambah kenyataan bahwa terjadi ketidakmerataan sebaran penduduk miskin dimana dominan di pulau Jawa (mencapai 15 juta jiwa). Meskipun begitu ketika dibuat persentase kesenjangan kemiskinan antar wilayah, dengan asumsi persentase penduduk miskin provinsi terhadap persentase penduduk miskin nasional, maka Papua menempati peringkat teratas sebesar 31,11 % dan terendah adalah DKI Jakarta sebesar 3,69 %. Hal ini mempertegas fakta bahwa kemiskinan di Indonesia telah menciptakan kesenjangan baik antar golongan penduduk ataupun pembangunan antarwilayah. Jika ditinjau lebih jauh, ekses kemiskinan yang paling dirasa dampaknya di masyarakat adalah terkait buruknya layanan pendidikan, kesehatan dan ketahanan pangan. Hal ini terjadi di wilayah yang merupakan kantung-kantung kemiskinan.
Berangkat dari fakta diatas, maka beberapa anak muda dari berbagai daerah tergerak untuk melakukan sebuah gerakan sosial. Didirikan oleh 22 orang lulusan dari berbagi kampus pada November 2012, mereka pada awalnya mengikuti program pendidikan yang diadakan oleh Dompet Dhuafa, sebelum mendeklarasikan komunitas mereka yang bernama “Generasi Zakat”. Anak-anak muda yang berasal dari berbagai alumni kampus ini memang rata-rata eks aktivis kampus, wajar jiwa kepedulian mereka sudah tumbuh sejak lama.
Menggali filosofi mendalam dari zakat sebagai sebuah instrumen jaring pengaman sosial, bekal pendidikan yang mereka peroleh selama mengikuti program dari Dompet Dhuafa, menjadi pemantik untuk berbagi kepedulian pada sesama. Tujuan komunitas ini adalah melakukan sebuah edukasi dan kampanye tentang pemberdayaan zakat pada berbagai kalangan lintas usia, serta melibatkan mereka dalam kerja-kerja sosial. Generasi Zakat melakukan sosialisasi lewat sosial media Facebook dan Twitter, dan beberapa kali melakukan proses penggalangan dana untuk disalurkan kepada kalangan yang membutuhkan. Beberapa program yang pernah mereka gulirkan adalah Tebar Buku untuk panti asuhan, pelatihan menulis untuk anak-anak yatim, Pemberian bantuan modal dan pembinaan pada pengrajin handycraft, pemberian bantuan pada komunitas anak jalanan di Jakarta dan masih banyak lagi. Semua program ini didanai dari dana zakat,infak atau sedekah yang berhasil mereka kumpulkan
Gerakan kepedulian yang dimulai dari Generasi Zakat ini juga terus mengalami inovasi dan melahirkan berbagai gerakan lain seperti DD Volunteer dan Mari Membantu. Semua gerakan ini dikampanyekan kebanyakan melalui sosial media. Selain ajakan berbagi, mereka juga sering berbagi ilmu dan wawasan lewat sosial media ini, tujuan awalnya memang membangun awareness tentang pemberdayaan masyarakat. Ingin dekat dengan komunitas anak-anak muda pecinta zakat ini bisa follow @generasizakat, @DD_Volunteer atau @marimembantuID.(Putro)