Sebagai warga Indonesia, kita selalu memperingati Hari Guru Nasional setiap tanggal 25 November. Tanggal tersebut secara khusus didedikasikan oleh pemerintah, untuk mengenang dan juga menghargai jasa guru yang telah mendidik kita selama ini.
Namun ternyata, guru sejatinya tidak hanya dihormati dalam tatanan kehidupan sosial bermasyarakat saja. Akan tetapi, guru dalam Islam juga memiliki kedudukan dan juga peran yang sangat penting.
Allah SWT beserta Rasul-Nya secara langsung bahkan telah menggambarkan bagaimana kedudukan guru dalam Islam dan juga keutamaannya. Karena itu, penting bagi kita generasi Muslim di masa kini untuk mengenal hakikat guru secara haq, yang juga sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an serta hadis tersebut.
Daftar Isi
Pendidikan adalah Ujung Tombak Peradaban
Meski telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, nyatanya masih banyak masyarakat yang mempertanyakan “mengapa pendidikan begitu penting?”. Oleh karena itu perlu diketahui, sejak zaman pra-sejarah hingga era post-modern seperti sekarang ini, eksistensi sebuah peradaban masyarakat dapat dilihat berdasarkan seberapa besar mereka berkembang atau berinovasi.
Perkembangan tersebut tentu tidak dapat dicapai jika suatu peradaban tersebut tidak memiliki sistem pendidikan. Namun sebelumnya perlu diingat, pendidikan yang dimaksud di sini seperti yang dijelaskan dalam KBBI adalah proses mengubah sikap dan tata laku sekelompok orang.
Sehingga dengan adanya sistem pendidikan itu sendiri, secara tidak langsung akan merubah pola perilaku peradaban tersebut menjadi lebih baik. Oleh karena itu dapat dikatakan, pendidikan adalah ujung tombak dari setiap peradaban manusia yang pernah hadir.
Pendidikan juga yang akhirnya membentuk karakteristik serta budaya dari peradaban itu sendiri. Memiliki sistem pendidikan yang teratur dan tertata baik, dimulai dari tingkat terkecil, akan mempermudah suatu peradaban mencapai masyarakat yang lebih madani.
Pendidikan dalam Islam juga merupakan poin yang sangat penting dan perlu diatur, sesuai tuntunan Allah SWT beserta Rasul-nya. Guru dalam Islam juga memiliki kriteria serta kedudukannya tersendiri. Sehingga, seseorang sebaiknya tidak dipilih secara sembarangan sebagai guru, dan wajib memenuhi kriteria-kriteria yang Allah tetapkan tersebut.
Hal ini perlu dilakukan, agar sistem pendidikan yang ada dapat terbentuk dan terus tumbuh di bawah koridor Islam dan tidak tercemar dengan syubhat yang semakin merajalela di akhir zaman ini.
Baca Juga : 5 Manfaat Zakat untuk Bidang Pendidikan
Ayat Al-Qur’an tentang Guru dalam Islam
Lebih lanjut, setelah memahami pentingnya pendidikan bagi sebuah peradaban, kini mari kita lihat apa yang Allah SWT firmankan dalam Al-Qur’an mengenai guru dalam Islam. Allah SWT di dalam Al-Qur’an telah memberikan penghargaan kepada guru. Allah SWT akan meninggikan hamba-hambaNya yang berilmu. Hal ini telah dijelaskan dalam ayat berikut ini.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah[58]: 15)
Dalam Islam sendiri, seseorang dapat dikatakan sebagai guru jika memiliki salah satu diantara 3 sifat, yaitu murabbi, mu’allim, dan juga mu’addib.
-
Murabbi
Murabbi secara umum dapat diartikan sebagai pendidik. Sehingga di dalam perspektif Islam, seseorang yang sudah mendidik (menjaga, menumbuhkan, atau juga memelihara) dapat dikatakan sebagai guru.
Dalam Al-Qur’an sendiri, Allah SWT telah mengajarkan sebuah doa yang menggambarkan rasa syukur akan hadirnya guru pertama bagi kita, yaitu orang tua. Adapun doa tersebut berbunyi sebagai berikut.
وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا …
“…Dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana .mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S. Al-Isra’[17]: 24).
-
Mu’allim
Selain pendidik, guru dalam Islam juga dapat dikategorikan sebagai mu’alim yang artinya pengajar. Pengajar sendiri adalah seseorang yang telah mendedikasikan waktunya untuk berbagi ilmu. Penjelasan ini sebagaimana Allah SWT terangkan dalam Al-Qur’an melalui ayat berikut.
كَمَآ أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِّنكُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا۟ تَعْلَمُونَ
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah[2]: 151).
-
Mu’addib
Mu’addib sendiri dapat bermakna adab atau perilaku yang dimiliki oleh seorang pendidik. Dimana dalam Islam, seorang pendidik atau guru harus bersifat sopan, santun, serta berbudi pekerti yang baik. Makna ini telah Allah SWT jelaskan dalam ayat berikut, yang menggambarkan sifat santun Rasulullah SAW sebagai guru utama bagi umat Muslim.
وَلَقَدْ كَانُوا۟ عَٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ مِن قَبْلُ لَا يُوَلُّونَ ٱلْأَدْبَٰرَ ۚ وَكَانَ عَهْدُ ٱللَّهِ مَسْـُٔولًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab[33]: 15).
Hadis tentang Guru dalam Islam
Tidak hanya diterangkan dalam Al–Qur’an, kedudukan serta keutamaan guru dalam Islam juga dijabarkan lewat hadis Rasulullah SAW. Setidaknya terdapat 3 hadis yang menjelaskan sifat beserta keutamaan guru dalam Islam.
-
Menjadi Guru yang Baik
Aturan mengajar dan menjadi guru yang baik juga diajarkan oleh Rasulullah SAW melalui hadis Beliau. Rasulullah menganjurkan seorang guru dalam Islam, untuk santun dan mengajarkan ilmunya secara sedikit demi sedikit. Hal ini Beliau terangkan dalam hadis berikut.
وَيُقَالُ اَلرَّبَّانِيُّ الَّذِى يُــرَبِــّى النَّاسَ بِصِغَارِ اْلعِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ
“Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama. Disebut guru apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak.” (HR. Bukhari).
-
Memiliki Rasa Kasih Sayang
Selain mengajarkan ilmunya secara perlahan, Rasulullah SAW juga menganjurkan seorang guru dalam Islam agar memiliki rasa kasih sayang yang berlimpah. Hal ini bertujuan agar peserta didiknya dapat menyerap ilmu yang diberikan secara benar dan bukan karena ketakutan ataupun keterpaksaan, sebagaimana hadis beliau berikut ini.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا وَيَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
”Ibn Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda: Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih kecil, tidak memuliakan yang lebih besar, tidak menyuruh berbuat makruf, dan tidak mencegah perbuatan munkar.” (HR. Tirmidzi).
-
Kedudukan Guru dalam Islam yang Terhormat
Rasulullah SAW juga menjelaskan mengenai kedudukan dan keutamaan seorang guru dalam Islam. Salah satunya, para murid harus bersikap rendah hati dan menjunjung tinggi kehormatan guru-guru yang telah mendidik dan mengajar mereka. Keutamaan ini sebagaimana yang Beliau jelaskan dalam hadis berikut ini.
تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ
“Belajarlah kalian ilmu untuk ketenteraman dan ketenangan, serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya.” (HR. ath-Thabrani).
Orang Tua adalah Guru Utama
Seperti yang telah dijelaskan dalam surah Al-Isra’ di atas, salah satu guru yang utama dalam pendidikan seseorang adalah orang tua. Ini karena, orang tua adalah pengajar dan juga pendidik pertama yang Allah SWT berikan, ketika hambaNya lahir ke dunia.
Allah SWT juga menjelaskan dalam Al-Qur’an mengenai peran orang tua sebagai guru dalam Islam, dalam ayat berikut ini.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (Q.S. Lukman[31]: 13).
Namun yang sering terjadi saat ini, banyak orang tua malah melimpahkan urusan pendidikan anak, seluruhnya kepada guru di sekolah. Hal ini dapat terjadi karena para orang tua tersebut, tidak memahami hakikat guru dalam Islam. Padahal dalam Islam, peran orang tua dalam pendidikan anak dalam keluarga sangat penting untuk membentuk pribadi anak.
Baca Juga : 11 Ayat dan Hadits Berbakti Kepada Orang Tua
Persiapkan Diri menjadi Guru Terbaik
Melihat pentingnya peran orang tua dalam pendidikan Islam maka, sangat penting untuk mempersiapkan diri menjadi guru terbaik bagi anak-anak kita. Persiapan ini tidak hanya bersifat fisik ataupun jasmani, tetapi mental dan juga rohani sebagai orang tua.
Selain itu sebagai orang tua, mempersiapkan diri menjadi guru terbaik juga sangat penting sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah SWT. Ketakwaan yang dimaksud di sini adalah bagaimana orang tua sebaik mungkin mendidik anak-anak mereka, agar menjadi hamba Allah yang bertakwa.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadis berikut ini.
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Itu dia penjelasan mengenai guru dalam Islam, yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan juga hadits-hadits Rasulullah SAW. Sebagai generasi penerus di masa kini, sangat penting bagi kita sebagai calon ataupun yang sudah menjadi orang tua untuk mengetahui hakikat guru dalam Islam tersebut secara benar.
Karena sejatinya, perayaan Hari Guru yang kita peringati ini bukan hanya untuk pendidik yang mengajar di sekolah-sekolah. Namun juga, sebagai bentuk penghargaan kita sebagai orang tua atau juga keluarga yang sudah mendidik, mengajar, menjaga, menumbuhkan, hingga berbagi ilmu kepada anak-anak kita. (adn/fau)