Alhamdulillah sebentar lagi umat Muslim akan memasuki bulan yang sangat mulia yaitu Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah merupakan bulan ke 12 dalam kalender Hijriah dan termasuk salah satu bulan suci dan dimuliakan. Salah satu keutamaan Bulan Dzulhijjah yaitu banyaknya peristiwa besar dalam Islam yang terjadi di bulan ini.
Umat muslim bahkan tak dianjurkan berperang saat Dzulhijjah, kecuali sekadar membela diri. Bulan Dzulhijjah sama istimewanya seperti bulan Ramadan, karena Allah SWT memberikan banyak peluang kepada umat Islam untuk memperbanyak amalan-amalan shalih dengan tujuan dan niat hanya mengharapkan keberkahan dari-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan informasi tentang hal ini dalam haditsnya. Dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah,”
(HR. Bukhari 1912 dan Muslim 1089)
Pada umat Muslim yang tidak sedang menjalankan ibadah haji dapat memperbanyak amalan yang dianjurkan, amalan apa saja itu? Mari simak penjelasan tentang keutamaan Bulan Dzulhijjah dan amalan istimewanya yang sayang sekali kalau dilewatkan.
Daftar Isi
Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Bulan Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan yang harus diketahui oleh umat Islam. Bulan yang identik dengan perayaan Iduladha ini semestinya dirayakan dengan ibadah-ibadah sunnah untuk kejar keutamaannya. Yuk, kita kulik satu-satu supaya wawasan keislaman kita semua semakin terbuka.
Allah mencintai Sepuluh Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah
10 hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan momen yang Allah cintai. Keutamaannya tertera dalam Surat Al-Fajr ayat 1 hingga 2.
وَالۡفَجۡرِۙ وَلَيَالٍ عَشۡرٍۙ
Artinya:
Demi Fajar dan malam yang sepuluh
(Al-Fajr : 1-2)
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, malam ke sepuluh artinya 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah. Pada 10 hari pertama yang dicintai Allah ini, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa, membaca Al-Quran, salat sunnah, hingga bersedekah. Yuk, kumpulkan pahala sebanyak-banyaknya dengan ibadah istimewa tersebut!
Bulan Haji
Bulan Dzulhijjah dan Haji bagaikan saudara kembar yang tidak dapat dipisah. Pada bulan Dzulhijjah Allah mengundang umat Islam untuk datang ke baitullah dalam rangka melaksanakan haji. Namun, haji tahun 2021 kembali dibatalkan karena pandemi Covid-19 yang belum selesai. Meskipun begitu, tetaplah berprasangka baik kepada Allah dan jaga semangat ibadah di bulan Dzulhijjah, salah satunya dengan kurban.
Baca Juga: Perintah Kurban Al-Quran dan HadiTS
Bulan Haram untuk Berperang
Kemuliaan yang lain yaitu Allah memuliakan bulan ini dengan haram berperang. Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang diharamkan dari empat bulan lainnya, yaitu Muharam, Rajab, Dzulqadah.
Hal tersebut tertera dalam surat At-Taubah ayat 36:
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
(At-Taubah:36)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa umat Islam dilarang menganiaya dirinya sendiri, salah satunya dengan berperang. Bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang dimuliakan, maka dari itu umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ketakwaan dengan ibadah.
Hari yang Afdhal
Tidak sempurna jika tidak menyambut bulan Dzulhijjah dengan semangat karena bulan ini merupakan hari yang afdhal. 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah merupakan hari yang mulia tertera dalam hadist Abdullah bin Qurath Radhiyallaahu ‘anhuma.
Rasulullah SAW bersabda:
Hari yang paling afdhal atau utama (dalam setahun) adalah hari raya qurban (10 Dzuulhijjah).
(HR. Ibnu Hibban)
Memiliki Waktu Siang yang Utama
Bulan Ramadhan dan Dzulhijjah memiliki kesamaan dalam waktu yang utama. Bedanya, Ramadhan memiliki keutamaan pada malam hari, sementara keutamaan Dzulhijjah terletak pada siang hari.
Hal ini berdasarkan hadits berikut:
“Seseorang bertanya:”Yang manakah yang lebih afdhal sepuluh terakhir di bulan Ramadhan ataukah sepuluh awal bulan Dzulhijjah ?” Imam Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata “Jika dilihat pada waktu malamnya, maka sepuluh terakhir bulan Ramadhan lebih utama dan jika dilihat waktu siangnya, maka sepuluh awal bulan Dzulhijjah lebih utama.”
(Lihat Zaadul Ma’ad 1:57)
Amalan Bulan Dzulhijjah
Perbanyak Puasa untuk Meraih Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Perbanyak amalan shalih di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dengan berpuasa. Seperti yang diriwayatkan dalam hadist.
“Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih dicintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah). Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah termasuk lebih utama dari jihad fii sabilillah? Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam menjawab “ termasuk lebih utama disbanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan hartanya diambil musuh).“
(HR. Ahmad, Bukhari dan Turmudzi)
Puasa 9 Hari Pertama dan Puasa Arafah
Abu Qatadah radliallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صيام يو م عر فة أ حتسب على الل أن يكفّر السنة لتي قبله ، والسنة لتي ه بعد
Artinya:
“…puasa hari arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus (dosa, pen.) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..”
(HR. Ahmad dan Muslim)
Perbanyak Dzikir, Takbir dan Tahlil untuk Raih Pahala Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Para ulama menganjurkan agar umat islam memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid pada bulan Dzulhijjah. Takbir juga diucapkan setiap selesai sholat fardhu di masjid, pada hari raya idul Adha sampai hari tasyrik di sore hari (saat sholat Ashar). Selain itu, ketika hendak perjalanan ke lapangan atau masjid untuk sholat ied disunnahkan mengucapkan:
“Allahu akbar, allahu akbar, laa ilaha ilallah, walllahu akbar, allahu akbar wa lillahil hamdu.”
Hadist dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi Shalallahu alaihi wasalam bersabda.
“ Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan pada tanggal 1 – 10 dzulhijjah. Oleh karena itu perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.”
(HR. Ahmad)
Dalil anjuran memperbanyak zikir di sepuluh awal Dzulhijjah ini adalah,
“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan…..”
(Surat Al-Hajj ayat 28)
Melaksanakan Shalat Iduladha
Selain rangkaian ibadah diatas pada bulan Dzulhijjah, kita juga akan melaksanakan shalat Ied seperti Idulfitri. Rasullullah SAW bersabda:
“Dari Anas bin Malik radlhallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, masyarakat Madinah memiliki dua hari yang mereka rayakan dengan bermain. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Dua hari apakah ini?” Mereka menjawab, “Kami merayakannya dengan bermain di dua hari ini ketika zaman jahiliyah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memberikan ganti kepada kalian dengan dua hari yang lebih baik: Idulfitri dan Iduladha.”
(HR. An-Nasa’i, Abu Daud dan Ahmad)
Baca Juga: Bacaan Sholat IdulAdha Lengkap dengan Tata Caranya
Menyembelih Hewan Kurban
Tidak asing lagi perayaan hari raya Iduladha diiringi dengan kurban, karena berkurban merupakan salah satu ibadah dengan memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Adapun untuk jenis hewan yang dikurban harus sesuai syariat, boleh kambing ataupun sapi sesuai kemampuannya.
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang memililki kelapangan namun dia tidak berkurban maka jangan mendekat ke masjid kami.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah.)
Sesungguhnya Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Kausar ayat 2 yang artinya:
“Laksanakanlah salat untuk Rab-mu dan sembelihlah kurban.”
(QS. Al-Kautsar: 2)
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah ‘Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah ‘Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.”
(HR. Ibnu Majah, At-Tirmidzi, Al-Hakim)
Baca Juga: KURBAN ONLINE BIKIN HIDUP AMAN DAN MUDAH
Mandi Sebelum Idul Adha
Sebelum beribadah menghadap kepada Allah SWT, kita wajib membersihkan diri dan pakaian kita dari debu, kotoran ataupun najis. Hal ini agar ibadah yang dilakukan dalam keadaan suci dan dapat mudah diterima oleh Allah SWT.
“Seorang lelaki bertanya kepada Ali radhiallahu’anhu tentang mandi, ia menjawab: ‘Mandilah setiap hari jika engkau mau’. Lelaki tadi berkata: ‘bukan itu, tapi mandi yang benar-benar mandi’. Ali menjawab: ‘Mandi di hari Jum’at, Idul Fitri, Idul Adha dan hari Arafah.”
(HR. Al Baihaqi)
Tidak Makan Sebelum Sholat Ied
Dalam hadist riwayat Ibnu Majah menerangkan bahwa,
“Nabi Shallallahu’alahi Wasallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan terlebi dahulu, dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau kembali dari shalat.”
(HR. Ibnu Majah)
Kemudian Ibnu Qudamah rahimahullah juga berkata,
“Imam Ahmad berkata: “Saat Idul Adha dianjurkan tidak makan hingga kembali dan memakan hasil sembelihan qurban. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dari hasil sembelihan qurbannya. Jika seseorang tidak memiliki qurban (tidak berqurban), maka tidak masalah jika ia makan terlebih dahulu sebelum shalat ‘ied.”
(Al Mughni 2: 228)
Dari penjelasan Imam Ahmad yang dinukil dari Ibnu Qudamah di atas bahwa sunnah untuk tidak makan sebelum shalat Iduladha. Hal ini hanya berlaku untuk orang yang memiliki hewan kurban sehingga ia bisa makan dari hasil sembelihannya nanti. Sedangkan jika tidak memiliki hewan qurban, maka tidak berlaku. Wallahu a’lam.
Inilah keutamaan Bulan Dzulhijjah dan rangkaian amalan yang dapat diterapkan pada umat Muslim dengan sebaik mungkin. Meskipun di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum ada kabar kapan akan berakhir, namun semangat akan mengejar pahala-pahala dari ibadah diatas pada bulan yang istimewa ini tidak boleh memudar dan ditinggalkan.
Tebar Hewan Kurban Bersama Dompet Dhuafa
Bukti nyata kurbanmu terekam jelas di video dokumenter singkat ini. Tonton dan ikuti terus petualangan Dompet Dhuafa, ya!
Sebagai langkah nyata untuk meneruskan perjuangan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, kurban sebagai ibadah sosial memiliki implementasi untuk masalah kesenjangan makan daging sehat. Mengacu pada riset yang dilakukan oleh Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) pada 2021, kurban di Indonesia berpotensi tidak tersebar secara merata karena menumpuk di wilayah metropolitan di Pulau Jawa.
baca juga: DOMPET DHUAFA, PETERNAK, EKONOM, HINGGA DOKTER HEWAN DORONG KURBAN SECARA ONLINE
Intervensi dari lembaga filantropi Islam dibutuhkan sebanyak 40% kepada penduduk termiskin di Indonesia atau 99 juta jiwa agar mereka menikmati protein hewani dari daging kurban. Dengan begitu, diperkirakan butuh 3,25 kilogram per kapita/ tahun yang setara dengan 322 ribu ton daging per tahun untuk menurunkan kesenjangan daging.
Maka dari itu, Program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa menebar kebaikan kurban dari hulu ke hilir sejak tahun 1994. Implementasi kurban sebagai ibadah sosial digerakkan oleh Dompet Dhuafa untuk pemberdayaan para peternak lokal hingga upaya mengurangi kesenjangan makan daging yang terlalu menumpuk di kota metropolitan di Pulau Jawa.
Muliakan bulan Dzulhijjah dengan berkurban di Dompet Dhuafa. Tidak perlu repot karena kurban bisa online bersama Dompet Dhuafa, kualitas hewannya sesuai syariat dan melalui quality control ketat. Selain itu pendistribusian dagingnya dibagikan hingga penjuru wilayah nusantara. Yuk, berani berkurban lagi untuk berbagi keberkahan kepada saudaramu