Daftar Isi
Pengertian dan Manfaat Zakat dan Infak
Zakat dan infak adalah bagian dari amal ibadah yang diperintahkan oleh Allah kepada seluruh umat Islam di dunia. Perbedaan zakat dan infak adalah terletak pada sifatnya wajib atau tidak dan orang-orang yang berhak menerimanya, begitu juga dengan manfaat zakat dan infak. Zakat wajib dibayarkan oleh muslim yang memenuhi syarat. Sedangkan infak adalah ibadah sunnah bagi mereka yang memiliki kelebihan harta.
Apakah Anda sadar bahwa membayar zakat dan memberi infak bukan sekedar memberikan uang kepada orang lain? Zakat dan infak memiliki beragam manfaat ditinjau perspektif sosial dan ekonomi bagi orang-orang yang menerimanya. Manfaat tersebut tidak selalu berarti pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga pemenuhan kebutuhan rohani sehingga melibatkan kesehatan mental.
Termasuk Rukun Islam
Mengutip dari Prof. Dr. Drs. KH. Muhammad Amin Suma, BA, SH, MA, MM melalui Swara Cinta, Nabi Muhammad SAW melalui hadisnya menyimpulkan bahwa agama Islam dibangun di atas lima (5) tiang pancang, yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa Ramadhan, dan pergi haji jika mampu.
Lebih lanjut, lima pondasi tersebut disebut sebagai rukun Islam (khamsah arkan al islam) yang terdiri dari:
- Mengikrarkan dua kalimat syahadat
- Menegakkan shalat lima waktu
- Menunaikan zakat
- Berpusa Ramadhan
- Menunaikan haji ke tanah suci Mekkah bagi yang berkemampuan
Baca Juga: HIKMAH BERZAKAT UNTUK KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Zakat dan Infak: Perspektif Sosial dan Ekonomi
1. Menumbuhkan Perasaan Bersyukur
Dalam pandangan ilmu sosial, ketika seorang muslim membayar zakat dan infak maka kegiatan tersebut sama artinya dengan membangun ikatan persaudaraan dengan orang-orang yang berada di luar lingkungan sosial mereka, menumbuhkan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat, dan menumbuhkan perasaan bersyukur karena mampu membantu orang lain untuk sama-sama berdaya secara ekonomi.
2. Zakat, Infak, dan Sedekah Untuk Pemberdayaan Masyarakat
Sedangkan bila ditinjau dari perspektif ekonomi, dana zakat merupakan modal yang selalu tersedia dalam membangun perekonomian masyarakat fakir miskin. Dana zakat saat ini dikembangkan bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat fakir miskin, namun fungsi zakat telah mengarah kepada pemberdayaan masyarakat muslim kurang mampu agar mereka kelak lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
Mengutip dari Ustadz Izzuddin Abdul Manaf Lc, MA selaku Dewan Syariah Dompet Dhuafa menjelaskan bahwa lembaga zakat perlu aktif dan kreatif dalam membuat program yang dapat mengubah keadaan mustahik menjadi muzakki.
BACA JUGA: BOLEHLAH ZAKAT PENGHASILAN DENGAN UANG ANGPAO DARI NON MUSLIM?
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sudah selayaknya Indonesia memperhatikan potensi zakat dan infak sebagai salah satu modal utama dalam pembangunan. Dimensi sosial dan ekonomi yang dimiliki oleh amal ibadah zakat merupakan kombinasi yang tepat bagi pembangunan rakyat Indonesia secara fisik dan mental.
3. Mengentaskan Kemiskinan dan Mendukung SGDs
Sebagai upaya untuk menjawab tantangan zaman, lembaga zakat harus dapat memanfaatkan teknologi di era 4.0 dan mendalami manajemen risiko, sehingga muzakki semakin mudah berzakat dan meluasnya penyaluran kepada mustahik. Dampaknya, mustahik dan keluarganya berangsur sejahtera hingga berjaya di tanah sendiri seperti program Desa Tani di video menarik di atas!
Pada World Zakat Forum 2018, Prof Bambang Brodjonegoro yang saat itu menjabat sebagai menteri BAPPENAS menuturkan Indonesia yang merupakan negara mayoritas muslim harus menjadi contoh dalam menggunakan zakat untuk mengentaskan kemiskinan dan mendukung program universal seperti Sustainable Development Goals (SGDs).
Baca Juga: 7 MANFAAT BAYAR ZAKAT LEWAT LEMBAGA
Apakah Anda ingin berperan serta dalam kemajuan sosial ekonomi masyarakat muslim di Indonesia? Ayo membayar zakat untuk kesejahteraan umat Islam! (Yons Achmad/Zakat.or.id)