Menyambut Ramadhan dengan gembira merupakan ekspresi yang lazim bagi umat muslim di seluruh dunia. Ada banyak sekali keistimewaaan di bulan ini, karena Allah memberikan banyak keutamaan kepada hamba-hambanya, seperti ampunan, keberkahan, limpahan kebaikan dan lain sebagainya.
Ramadhan semakin berjalan dengan cepat, waktu yang berlalu tidak mungkin akan kembali. Namun yang menjadi pertanyaanya adalah, sudahkah kita menyambut Ramadhan dengan gembira baik lahir maupun batin? Jangan-jangan di bulan Sya’ban lalu, kita terlalu sibuk dengan urusan dunia dan lalai akan kemuliaan bulan ini. Ekspresi gembira dalam menyambut bulan mulia ternyata telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad sejak dahulu kala.
Baca Juga: Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga
Daftar Isi
Hadis Anjuran untuk Menyambut Gembira bulan Ramadhan
Dalam kitab Al-Musnad, Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah, dia berkata :
كَانَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُبَشِرُ اَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ رَمَضَانَ يَقُوْلُ : ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
Artinya: “Rasulullah SAW. Memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya tentang kedatangan bulan Ramadhan seraya beliau bersabda: ‘Telah datang keada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya. Di bulan Ramdhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.”
Hadis ini jelas bahwa Rasulullah Saw. menganjurkan untuk bergembira dan saling ber-tahniah atau mengucapkan selamat menyambut kedatangan bulan Ramadhan antar sesama muslim. Selain itu, dalam kitab Almajmu Imam Nawawi mencantumkan hadis yang berisi doa Nabi ketika melihat hilal di bulan Ramadhan. Hadis ini diriwayatkan Imam al-Tirmidzi dari Thalhah bin Ubaidillah, dia berkata :
انَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلالَ قَالَ : ” اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ
Artinya: “Sesungguhnya Nabi Muhammaad Saw ketika melihat hilal Ramadhan, beliau berdoa : Allahumma ahillahu ‘alaina bil yumni wal imani was salamati wal islam. Rabbi wa rabbukallah (Ya Allah jadikanlah hilal (bulan) ini bagi kami dengan membawa keberkahan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah)”.
Dua hadis ini cukup menjadi landasan bahwa sudah selayaknya kita menyambut Ramadhan dengan gembira. Kemudian dalam rangka menyambut tersebut, tentu kita harus memiliki dua persiapan baik mental maupun amal.
Persiapan Mental di Bulan Ramadhan
Selayaknya dalam menyambut bulan Ramadhan, mental kita siap sedia terlebih dahulu. Kalaupun telah berada di bulan Ramadhan, tidak salah juga mental kita selalu ditingkatkan. Agar mental lebih siap, cara terbaik yang dilakukan adalah mengingat-ingat keutamaan Ramadhan. Dengan begitu, seseorang akan terpicu dan termotivasi untuk menjalani puasa dan beberapa amalan lainnya dengan penuh semangat.
Persiapan mental inilah yang sering menjadi permasalahan di sebagian pribadi muslim. Kita sering kali melihat kegembiraan Ramadhan hanya di awal saja. Di awal Ramadhan masjid terlihat sangat penuh, namun seiring bertambahanya hari dan malam, masjid akan kembali sepi. Padahal, keberkahan Ramadhan tidak hanya ada di awal saja, ia akan terus ada dari awal sampai akhir. Bahkan selalu bertambah pahalanya.
Baca Juga: Amalan Wanita Haid Saat Ramadhan
Ada banyak sekali keutamaan yang perlu persiapan mental, seperti istiqamah shalat tarawih dan witir, istiqamah membaca Al-Quran, menjemput malam lailatul qadar, dan masih banyak lagi. Nabi Muhammad Saw. juga memberikan contoh agar selain persiapan mental, juga harus mempersiapkan hati dengan berdoa. Berikut doa memohon keberkahan yang masyhur di khalayak umum.
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan berkahi ula kami di bulan Ramadhan.”
Doa ini merupakan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Persiapan Amal di Bulan Ramadhan
Menyambut Ramadhan, haruslah mempersiapkan amalan yang tepat. Apabila seseorang belum terbiasa berpuasa, sebelum Ramadhan bisa dilatih dengan puasa-puasa sunnah, seperti senin-kamis atau lainnya. Selain itu, shalat tarawih dengan berjamaah yang begitu panjangnya perlu latihan juga. Alangkah baiknya jika dibiasakan dengan shalat sunnah rawatib yaitu shalat sunnah qabilyah maupun ba’diyah di antara shalat fardhu lima waktu. Begitu juga dengan membaca Al-Quran. Amalan seperti ini lebih baik kita persiapkan terlebih dahulu dengan latihan-latihan sebelum masuk bulan Ramadhan.
Ketika sudah berada di bulan Ramadhan, amalan seperti puasa, shalawat tarawih, membaca Al-Quran akan serasa ringan dan kita bisa menjalaninya dengan bahagia dan gembira.
Jangan Menyerah, Kejar Terus Keberkahan Ramadhan
Terasa sulit memang menjalankan amalan-amalan yang begitu banyak variannya di bulan Ramadhan, jika tidak diiringi dengan persiapan mental dan amal seperti yang tadi dibicarakan. Namun, bukan berarti itu semua menutup kesempatan bagi orang yang baru belajar di bulan Ramadhan. Bulan ini merupakan bulan penuh keberkahan, ampunan dan kebaikan. Sehingga siapapun yang berusaha untuk beramal sholih dan beribadah ikhlas dengan mengaharap ridho Allah di bulan ini, pasti Allah akan memudahkannya.
Pada bulan Ramadhan, ayat-ayat Al-Quran diturunkan yang biasa disebut dengan nuzulul Quran. Allah berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya: “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)” (QS. Al-Baqarah : 158).
Kita tidak bisa memungkiri bahwa setiap muslim ingin bisa mengkhatamkan Al-Quran di bulan ini. Namun dalam realitanya, tidak semua muslim bisa membaca Al-Quran dengan lancar. Dalam kasus seperti ini, tentu mereka tetap memiliki kesempatan untuk mendapatkan keberkahan Al-Quran, dengan terus belajar. Terus belajar dari bawah hingga bisa lancar. Karena setiap pahala yang akan berbuah 10 kebaikan dari bacaan Al-Quran dihitung berdasarkan huruf-hurufnya, bukan kata maupun kalimatnya. MasyaAllah.
Begitu juga dengan ibadah lainnya, kita jangan pernah merasa susah untuk mendapatkan keberkahan Ramadhan. Menyambut Ramadhan dengan gembira luas maknanya. Setiap muslim memiliki kesemapatan yang sama, tidak ada yang diunggulkan satu dengan lainnya. Karena ibadah di bulan Ramadhan terus berjalan, berproses menuju ketaqwaan yang haqiqi. Seperi firman Allah sebagai berikut,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertaqwa” (QS. Al-Baqarah: 183).
Sambut Ramadhan Tahun Ini dengan Suka Cita
Menyambut Ramadhan dengan gembira dan suka cita, harus juga diakhiri dengan bahagia. Meskipun belakangan kita sedang diuji oleh cobaan-cobaan yang cukup banyak. Itulah penjelasan mengapa kita dianjurkan untuk gembira dan memanfaatkan sebaik mungkin bulan Ramadhan. Semoga kita semua selalu mendapatkan keberkahannya. Amiiiiin (Zainal Abidin).
Artikel ini diolah dari berbagai sumber seperti nu.or.id, republika dan muslim.or.id