More

    5 Kiprah Tokoh Ulama Hebat di Kemerdekaan Indonesia

    -

    Tokoh Ulama Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus

    Jangan sekali-kali melupakan sejarah Indonesia, itulah kalimat pamungkas dari Ir. Soekarno yang berasal dari akronim “Jasmerah”. Para pahlawan berjuang hingga titik darah penghabisan demi mencapai kemerdekaan Indonesia. Di antara mereka, terdapat tokoh ulama yang turut berjuang di era kemerdekaan Indonesia dengan pemikiran dan karyanya.

    Mungkin Sahabat masih asing mendengar nama pahlawan dari kalangan ulama Indonesia. Yuk, makin tahu dengan membaca! Isi kegiatan kemerdekaan virtual di masa pandemi dengan mengenal tokoh ulama hebat, sekaligus mengenang jasa dan pemikiran kritisnya.

    Berikut rangkuman kisah 5 pahlawan Indonesia dari kalangan ulama yang disadur dari beberapa sumber:

    1. K.H. Hasyim Asy’ari

    KH Hasyim Asyari Tokoh Ulama di era kemerdekaan indonesia

    K.H Hasyim Asy’ari adalah empu dari organisasi Nahdhatul Ulama (NU) dan pendiri Pondok Pesantren Tebuireng. Selain itu, beliau ayah dari K.H. Abdul Wahid Hasyim, yang merupakan anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan. Jiwa nasionalisnya menggelora saat mengeluarkan Resolusi Jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 22 Oktober 1945.

    Resolusi Jihad NU adalah upaya meminta pemerintah Indonesia untuk menentukan sikap dan tindakan nyata serta tegas terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan dan agama serta negara, khususnya pihak Belanda dan sekutunya.

    baca juga: PENTINGNYA MENGENAL SEJARAH ISLAM INDONESIA

    Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1964. Beliau terkenal sebagai sosok yang haus ilmu. Mengutip dari Biografi Lengkap K.H. M Hasyim Ashari oleh Tebuireng Online, ia menuntut ilmu hingga ke Makkah. Berkat didikan sang ayah, prestasi ulama Hasyim Ashari cukup menonjol hingga mendapatkan kepercayaan untuk mengajar di Masjid Al-Haram. Selain itu, ia juga mengeluarkan karya-karya yang menjadi kitab wajib di pesantren di Indonesia, di antaranya:

    1. At-Tibyan fi al-Nahy’an Muqatha’at al-Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan
    2. Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatul Ulama
    3. Risalah fi Ta’kid al-Akhdzi bi Mazhab al-A’immah al-Arba’ah
    4. Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat Nahdlatul Ulama
    5. Adab al-‘Alim wa al-Muta’alim fi ma Yanhaju Ilaih al-Muta’allim fi Maqamati Ta’limihi
    6. Rasalah Ahl aas-Sunnah wa al-Jamaah fi Hadts al-Mauta wa Syuruth as-Sa’ah wa Bayani Mafhum as-Sunnah wa al-Bid’ah

    2. K.H. Abdul Wahid Hasyim

    KH Abdul Wahid Hasyim Tokoh Ulama di era kemerdekaan indonesia

    K.H. Abdul Wahid Hasyim merupakan ulama sekaligus tokoh nasional yang bergabung dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan Panitia Sembilan yang menyusun Piagam Jakarta. Beliau merupakan putra pendiri Nahdatul ‘Ulama, yaitu Hadhratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari dan ayah dari Presiden ketiga Indonesia, yaitu K.H. Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur.

    Mengutip dari Kholili Hasib pada Kebangsaan dan Keislaman Menurut KH Wahid Hasyim, kepiawaiannya dalam berorganisasi mengantarkannya menjadi Menteri Agama hingga tiga kabinet, yaitu masa kabinet Mohammad Hatta, M Natsir, dan Kabinet Sukiman. Ia memiliki visi yang jelas dan besar dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan.

    Kepemimpinannya yang energik melahirkan madrasah dan perguruan tinggi Islam di berbagai daerah. Kemudian, ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1960

    3. Rahmah El- Yunusiyah

    Rahmah El Yunusiyah

    Perempuan juga bisa menjadi alim yang memiliki kapasitas pengetahuan yang mumpuni tentang agama. Adalah Rahma El-Yunusiyah, ulama perempuan Indonesia asal Padang Pajang, Minangkabau, yang berjuang progresif untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan. Namanya memang tidak setenar Cut Nyak Dien, RA Kartini, atau Dewi Sartika, akan tetapi hasratnya dalam memperjuangkan pendidikan untuk perempuan patut dipelajari.

    Mengutip dari Rohmatun Lukluk Isnaini dalam Ulama Perempuan dan Dedikasinya dalam Pendidikan Islam (Telaah Pemikiran Rahmah El-Yunusiah), ia sosok yang tumbuh dalam keluarga ekonomi mampu dan agamis. Kesempatan privilej untuk mengenyam pendidikan tinggi membuatnya tidak lupa dengan keadaan perempuan di sekitarnya yang kurang beruntung.

    Usai berkelana dan berilmu dengan guru besar, ia menancapkan visi untuk mencerdaskan perempuan muslimah. Ia merasa bahwa pendidikan adalah hak bagi semua manusia, termasuk perempuan.

    baca juga: SEJARAH PENJAJAHAN PALESTINA: JANGAN RAGU MENDUKUNG KEMERDEKAAN PENUH

    Pendiri Sekolah Khusus Perempuan

    Terinspirasi dari kakaknya yang telah lebih dulu mendirikan sekolah, ia pun mendirikan sekolah khusus perempuan, yaitu Madrasah Diniyah Putri pada tanggal 1 November 1923. Ia ingin perempuan muslimah bisa berperan penting sebagai pendidik, pekerja sosial, teladan moral, muslim, hingga berdakwah untuk menyampaikan pesan-pesan Islam.

    Hasrat memajukan pendidikan perempuan tidak berhenti. Ia gelorakan kembali visinya dengan mendirikan Menyesal School, yaitu sekolah untuk memerdekan ibu rumah tangga dari buta huruf. Menyesal School berdiri pada tahun 1925 hingga 1932.

    Perlu diketahui bahwa pada masa itu di Minangkabau, seorang perempuan tidak boleh berpidato di depan hadirin laki-laki. Dengan bekal pengalamannya di dunia pendidikan, ia mengambil pilihan dengan menjadi pelopor perempuan yang berpidato di acara-acara keagamaan. Ia lakukan untuk mencari sumber dana sekaligus mengenalkan sekolahnya kepada publik.

    Gebrakannya mendorong Muhammadiyah mengeluarkan fatwa yang menyatakan perempuan tidak secara eksplisit dilarang berpidato di depan audiens laki-laki. Fatwa tersebut dikeluarkan oleh Muhammadiyah pada tahun 1930. Singkat cerita, ia terus berkelana ke Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi dan Semenanjung Malaya untuk menggaungkan bahwa perempuan layak mengenyam pendidikan dan berani punya asa.

    4. K.H. Zainal Mustafa 

    KH Zainal Mustafa Pahlawan kemerdekaan indonesia

    K.H Zainal Mustafa adalah tokoh ulama kharismatik pada kemerdekaan Indonesia kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 6 November 1972. Namanya diabadikan di jalan raya Kota Tasikmalaya.

    Beliau merupakan Wakil Rais Syuriyah sekaligus penggagas pada pemberontakan di Singaparna, Tasikmalaya, saat Indonesia dijajah Jepang. Pemberontakan terjadi pada Februari, tahun 1944.

    K.H Zainal Mustafa blak-blakkan tidak menyukai perintah upacara Seikerei, yakni upacara penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk ke arah matahari terbit. Selain itu, Jepang juga bertindak sewenang-wenang pada rakyat. Perlawanannya membuat Jepang geram hingga akhirnya ia ditangkap pada tanggal 25 Februari 1944 dan dihukum mati pada 25 Oktober 1944.

    5. Teungku Fakinah

    Teungku Fakinah, Pahlawan Perempuan Asal Aceh

    Teungku Fakinah adalah ulama perempuan Indonesia asal Aceh yang merupakan seorang pendidik dan panglima perang untuk menentang Belanda. Mengutip dari Ida Zahara Abidah dalam jurnal Kontribusi Ulama Perempuan dalam Perkembangan Islam di Nusantara, Fakinah mengawali sepak terjang di dunia pendidikan dengan membangun Dayah Lam Beunot di Mukim Lam Krak. Dayah merupakan sebutan untuk lembaga pendidikan tradisional Islam di Aceh.

    Dayah dibangun pada tahun 1911 usai peristiwa gerilya di wilayah Lam Krak. Dalam waktu singkat, Dayah berkembang pesat. Untuk mengenang jasanya, nama Teungku Fakinah diabadikan sebagai nama rumah sakit di Banda Aceh.

    Akhirnya, Sahabat sudah kenalan dengan tokoh ulama yang berjasa untuk mencapai kemerdekaan Indonesia! Kita bisa mengambil pelajaran untuk bersikap tidak pantang menyerah dan menjadi sebaik-baiknya manusia yang bermanfaat.

    Dampak kebaikan yang para pahlawan perjuangkan masih bisa dirasakan hingga kini. Mirip halnya dengan zakat, infak, dan sedekah, di mana Sahabat menanam kebaikan, lalu menuai kebaikan yang berdampak seluas-luasnya. Yuk, bermanfaat untuk sekitar dengan zakat, infak, dan sedekah di Dompet Dhuafa. Klik pintu kebaikan sekarang di sini! (Zakat.or.id/Halimatussyadiyah)

     

     

    spot_img
    spot_img

    Panduan Lengkap Fiqh Zakat Terdiri dari 8 Bab memberikan pemahaman kepadamu tentang pentingnya syariat Zakat, Jenis-Jenisnya, dan semua hal yang paling sering ditanyakan tentang zakat.

    spot_img