More

    Tebar Hewan Kurban 2024 - Syawal

    Pendidikan Dasar Mengaji, Solusi Berantas Buta Huruf Al-Qur’an

    Fenomena buta huruf Al-Qur’an masih menghantui mayoritas umat Islam. Bahkan di Indonesia yang terkenal sebagai negara dengan populasi Muslim terbanyak di dunia masih mengalami masalah ini.

    Dewan Masjid Indonesia pada 2019 mengungkap, sekitar 65% dari 223 juta umat Muslim Indonesia mengalami buta huruf Al-Qur’an. Lalu, apa sebenarnya penyebab masalah ini serta solusi penanggulangannya?

    Al-Qur’an Pedoman Utama Umat Islam

    Al-Quran Pedoman Hidup Umat Islam

    Namun sebelum membahas lebih jauh mengenai faktor penyebab dan juga solusi dari buta huruf Al-Qur’an ini, mari kita pahami dulu mengapa masalah ini menjadi penting untuk dibahas. Hal ini tentu karena esensi dari Al-Qur’an itu sendiri bagi umat Islam.

    Allah SWT menurunkan Al-Qur’an agar dapat dijadikan sebagai pedoman, obat, dan juga rahmat bagi umat Islam. Hal tersebut dijelaskan oleh Allah SWT di dalam salah satu ayat Al-Qur’an berikut ini.

    يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

    Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Yunus: 57).

    Tidak hanya itu, bahkan Rasulullah SAW juga menegaskan pentingnya Al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam. Hal ini Beliau jelaskan dalam beberapa hadits berikut ini.

    ‎عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

    Dari Abdullah Ibnu Mas‘ud, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan memperoleh satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan dengan sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim (sebagai) satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mim satu huruf.” (H.R. at-Tirmidzi).

    خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

    Sebaik-baik  kamu  adalah  mempelajari  Al-Qur’an  dan mengajarkannya.” (H.R. Bukhari).  

    Melihat penjelasan Allah SWT dan juga Rasul-Nya di atas membuat kita tentu berpikir bahwa membaca Al-Qur’an tentu tidak hanya akan mendapatkan pahala, tapi juga pelajaran hidup yang sangat berharga.

    Oleh karena itu, mempelajari Al-Qur’an sejatinya tidak hanya sekedar mampu menulis ulang, membaca dengan baik dan benar, ataupun menghafalkannya. Lebih dari itu, kita sebagai umat Muslim harus mampu memahami makna dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

    Baca Juga : Hikmah Turunnya Al-Qur’an Secara Berangsur-Angsur

    Faktor-faktor Penyebab Buta Huruf Al-Qur’an

    Faktor-faktor Penyebab Buta Huruf Al-Qur'an

    Namun jika begitu penting bagi umat Islam, lalu mengapa angka buta huruf Al-Qur’an di Indonesia masih tinggi? Berdasarkan beberapa penelitian, setidaknya terdapat 5 faktor utama penyebab masalah buta huruf Al-Qur’an tersebut.

    1. Rasa Malu Mempelajari Al-Qur’an

      Saat ini, ajaran Islam dan Al-Qur’an terasa asing, bahkan di tengah kalangan umat Islam itu sendiri. Sejatinya, asingnya ajaran Islam dan Al-Qur’an ini sudah dijelaskan oleh Rasulullah SAW 1400 tahun yang lalu. Adapun masalah tersebut Beliau jelaskan di dalam salah satu hadits berikut ini.

      بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

      Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang yang asing.” (H.R. Muslim).

      Hal ini pada akhirnya dapat memunculkan kesan bahwa Islam adalah ajaran yang kuno dan ketinggalan zaman. Sehingga, timbul rasa malu dalam hati umat Muslim, terutama bagi generasi muda, untuk mempelajari Al-Qur’an. 

    2. Kurangnya Motivasi

      Kurangnya motivasi dan minat dalam mempelajari Al-Qur’an dapat disebabkan dari kurangnya konsistensi dalam diri seorang Muslim. Pasalnya, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an memerlukan usaha dan niat setiap harinya.

      Di sisi lain, motivasi dari keluarga dan lingkungan masyarakat saat ini juga kurang mendukung dan mengakibatkan tingginya buta huruf Al-Qur’an. Padahal dengan ekosistem dan lingkungan yang mengamalkan al-Qur’an dengan benar, maka kehidupan umat Islam Indonesia dapat menjadi lebih baik.

      Baca Juga : 5 Keutamaan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an

    3. Faktor Psikologis

      Tingginya tuntutan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, kebutuhan hidup, dan juga hal-hal duniawi lainnya saat ini menyebabkan tingginya tingkat stres. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan seorang Muslim saat ini lebih memilih mengejar kebutuhan duniawi, ketimbang mempelajari Al-Qur’an.

      Padahal, Allah SWT sejatinya telah menjadikan Al-Qur’an sebagai obat dan juga jalan keluar dari berbagai masalah kehidupan. Selain itu dengan mempelajari Al-Qur’an, Allah SWT akan menentramkan hati kita di setiap urusan dan juga kehidupan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.

      ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

      (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S. ar-Ra’d: 58).

    4. Banyaknya Wilayah Pelosok Negeri

      Ketika ekonomi dan kebutuhan menjadi penyebab tingginya buta huruf Al-Qur’an di wilayah perkotaan, berbeda halnya dengan umat Islam yang berada di daerah pelosok negeri. Bagi mereka yang berada di perbatasan, minimnya informasi menjadi masalah utama.

      Terkadang, mereka yang menyatakan diri beragama Islam saja masih belum menjalankan perintah utama agama. Hal ini karena di pelosok negeri, informasi tentang apa dan bagaimana Islam dapat dikatakan masih sangat minim dan susah didapatkan. Sehingga, mereka terbiasa menjalankan agama berdasarkan ajaran turun-temurun.

    5. Kualitas Fasilitas Pendidikan Al-Quran yang Kurang Memadai

      Selain berbagai faktor di atas, salah satu penyebab paling mendasar yang mengakibatkan tingginya angka buta huruf Al-Qur’an di Indonesia adalah keterbatasan fasilitas pengajaran yang memadai. Dapat kita lihat di zaman secanggih saat ini, fasilitas pendidikan Al-Qur’an di Indonesia masih sangat memprihatinkan.

      Beberapa diantara fasilitas sarana-prasarana tersebut mulai dari jumlah dan kelayakan tempat pembelajaran, kualitas guru, hingga ketersediaan buku ataupun Al-Qur’an itu sendiri. Hal ini membuat turunnya minat ataupun mengurangi efektivitas umat Islam untuk mempelajari Al-Qur’an.

    Baca Juga : Mengenal Sejarah Al-Qur’an dari Turun hingga Pembukuan

    Solusi Penanganan Buta Huruf Al-Qur’an di Indonesia

    Solusi Penanganan Buta Huruf Al-Quran di Indonesia

    Melihat keutamaan Al-Qur’an dan juga berbagai masalah di atas, tentu kini kita semakin yakin bahwa masalah buta huruf Al-Qur’an haruslah diberantas. Lalu, apa yang sejatinya harus kita semua lakukan untuk mengatasi masalah ini?

    Pendidikan Al-Quran ke Seluruh Penjuru Negeri dengan Guru Ngaji

    Secara tidak langsung, menghilangkan buta huruf Al-Qur’an ini dapat membantu meningkatkan kecerdasan generasi bangsa di Indonesia. Mempelajari, memahami, dan juga mengamalkan Al-Qur’an dapat mengasah kemampuan literasi generasi Muslim, yang erat kaitannya dengan kecerdasan. 

    Sehingga, pendidikan Islam yang efektif dengan guru yang berkualitas di seluruh pelosok negeri menjadi salah satu kunci memberantas buta huruf Al-Qur’an. Pasalnya guru-guru tersebut tidak hanya dapat menjadi pengajar, namun juga penyemangat di tengah-tengah masyarakat.

    Meskipun mereka juga tidak bisa menjadi faktor utama untuk mengajak umat Islam mempelajari Al-Qur’an, akan tetapi dapat menjadi pendorong yang membantu menggerakkan masyarakat. Sehingga, kehadiran mereka tentu akan berdampak signifikan terhadap kemajuan dan efektivitas pendidikan Al-Qur’an di Indonesia. 

    Namun, solusi pendidikan Al-Qur’an ini sejatinya tidak bisa hanya dilakukan oleh sekelompok golongan saja. Pendidikan utama kembali lagi menjadi milik keluarga, khususnya ayah dan ibu di rumah. Kedua orang tua yang harus menjadi panutan utama dalam pendidikan anaknya. Selain pemuka agama/guru ngaji, masyarakat hingga pemerintah juga diharuskan turun tangan secara langsung untuk menuntaskan masalah ini. 

    Terlebih lagi untuk mencapai pendidikan Al-Qur’an yang merata di seluruh negeri, diperlukan biaya yang tidak sedikit. Meski begitu selain mengharapkan bantuan dari pemerintah, kita sebagai umat Islam dan juga masyarakat dapat berkontribusi agar hal tersebut dapat tercapai.

    Melalui sedekah, kita dapat membantu menghadirkan fasilitas, sarana-prasarana, mobilisasi, kualitas hingga kesejahteraan guru ngaji di Indonesia. Mari bersama Dompet Dhuafa, kita galakkan gerakan Peduli Guru Ngaji untuk Indonesia yang lebih baik!

    Yuk Bantu Guru Ngaji Pelosok Negeri

    spot_img
    spot_img

    Panduan Lengkap Fiqh Zakat Terdiri dari 8 Bab memberikan pemahaman kepadamu tentang pentingnya syariat Zakat, Jenis-Jenisnya, dan semua hal yang paling sering ditanyakan tentang zakat.

    spot_img