More

    Tebar Hewan Kurban 2024 - Syawal

    7 Inspirasi dari Surat Al-Kahfi yang Bisa Menjadi Teladan bagi Umat Muslim

    Membaca surat al-Kahfi pada hari Jumat, merupakan salah satu sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan, menghafalkan 10 ayat pertama dan terakhir surat al-Kahfi dikatakan dapat menjaga kita dari fitnah Dajjal di akhir zaman.

    Melihat keutamaan dan juga kemuliaannya yang begitu tinggi, apa saja hikmah dan inspirasi dari surat al-Kahfi yang dapat dapat kita ambil sebagai pelajaran? Berikut adalah 7 inspirasi besar diantaranya.

    1. Al-Qur’an adalah Kitab Petunjuk yang Lurus

      Al-Quran sebagai sumber pedoman hidup umat manusiaSeperti yang telah kita ketahui bersama, Al-Qur’an merupakan kitab yang Allah SWT turunkan kepada umat Islam sebagai petunjuk yang lurus. Pedoman ini juga Allah SWT sampaikan di dalam al-Kahfi, bahkan di dua ayat awal surat tersebut.

      ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ

      Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.” (Q.S. al-Kahfi: 1).

      قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا

      Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik.” (Q.S. al-Kahfi: 2).

      Kedua ayat tersebut menjadi pembuka, sebelum Allah SWT mewahyukan tentang tiga kisah berbeda di zaman dahulu yang penuh inspirasi. Hal ini seakan menegaskan, memegang erat Al-Qur’an sebagai pedoman hidup merupakan standar moral seorang Muslim dalam menghadapi perubahan zaman.

      Baca Juga : Mengenal Sejarah Al-Qur’an, Dari Turun Hingga Pembukuan

    2. Iman pada Allah

      Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman yang lurus secara tidak langsung merupakan bukti seorang Muslim memiliki keimanan yang teguh pada Allah SWT. Inilah inspirasi lain dari surat al-Kahfi. Hal tersebut sebagaimana tergambarkan pada awalan kisah sekelompok orang beriman berikut ini.

      إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

      (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (Q.S. al-Kahfi: 10).

      Inspirasi dari ayat di atas ialah keteguhan hati orang beriman yang memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT. Dikisahkan pula, mereka yang hidup di zaman raja yang kejam memilih untuk tetap memegang keimanan mereka dan berlindung dari serangan.

      Allah SWT yang Maha Mendengar doa hamba-Nya, kemudian menyelamatkan dan menidurkan mereka di dalam sebuah gua selama 300 tahun lebih. Selain itu, mereka yang kita sebut sebagai ashabul kahfi (pemuda al-Kahfi) tersebut, tentu menjadi inspirasi bagi generasi muda Islam agar selalu memegang erat keimanan kepada Allah SWT.

    3. Teman yang Saleh

      Pentingnya teman yang saleh untuk mengingatkan dalam kebaikanTidak hanya mengajarkan tentang keimanan yang teguh, kisah para pemuda al-Kahfi tersebut juga memberikan kita inspirasi mengenai pentingnya memiliki teman yang saleh. Hal tersebut yang membuat mereka tetap berani dan dapat saling melindungi untuk melawan raja yang zalim.

      Kisah tentang pentingnya memiliki teman yang saleh, juga Allah SWT wahyukan di awal pertengahan surat al-Kahfi. Dalam beberapa ayat tersebut, diceritakan terdapat seorang pemilik kebun yang sukses, namun kufur akan nikmatnya. Sedangkan seorang yang lainnya diberi ujian kekeringan, namun tetap menjadi orang yang saleh.

      Temannya yang saleh pun akhirnya menasihati si pemilik kebun yang kufur tersebut, namun ia tetap berlaku sombong. Atas izin Allah SWT, keadaan pun berbalik di antara keduanya dan pemilik kebun sombong turut menyesali perbuatannya di masa lalu. Dari sini, kita dapat memahami pentingnya memiliki teman yang saleh.

      وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِۦ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلَىٰ مَآ أَنفَقَ فِيهَا وَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يَٰلَيْتَنِى لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّىٓ أَحَدًا

      Dan harta kekayaannya dibinasakan; lalu ia membolak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: “Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.” (Q.S. al-Kahfi: 42).

      Baca Juga : Islam Mengajarkan Kasih Sayang Antar Sesama Manusia  

    4. Hindari Sombong dan Riya

      Selain sebagai pengingat pentingnya memiliki teman yang saleh, kisah dua pemilik kebun di atas juga mengajarkan dan memberikan inspirasi bagi kita agar menghindari perilaku sombong dan riya’. Hal tersebut sebagaimana Allah SWT jelaskan dalan lanjutan ayat di atas, berikut ini.

      وَلَمْ تَكُن لَّهُۥ فِئَةٌ يَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مُنتَصِرًا

      Dan tidak ada bagi dia segolongan pun yang akan menolongnya selain Allah; dan sekali-kali ia tidak dapat membela dirinya.” (Q.S. al-Kahfi: 43).

    5. Syukur itu Mahal

      Nikmat rasa syukur sebagai nikmat yang mahalMasih dari kisah yang sama, hal tersebut juga menjadi inspirasi bagi kita bahwa syukur itu merupakan hal yang sangat mahal. Lihat bagaimana pada akhirnya, pemilik kebun yang kufur tersebut mendapat azab dari Allah SWT dan kehilangan seluruh tanamannya.

      Bila diumpamakan secara materi, nilai dari kerugian tersebut tentu sangat mahal. Sehingga melalui kisah di dalam surat al-Kahfi tersebut, kita diajarkan untuk mengutamakan rasa syukur, sebelum datangnya kerugian dan azab.

      Selain itu, syukur juga merupakan salah satu sifat Allah SWT dan para nabi. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan pada ayat-ayat berikut ini.

      إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ

      Sesungguhnya Allah itu Ghafur dan Syakur.” (Q.S. asy-Syura: 23).

      ذرية من حملنا مع نوح إنه كان عبدا شكور

      (Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur.” (Q.S. al-Isra: 3).

    6. Betapa Pentingnya Tawadhu

      Syukur juga mengajarkan kita sikap tawadhu atau rendah hati. Pasalnya, sikap rendah hati merupakan adab tertinggi yang dimiliki oleh para ahli ilmu. Ini karena dengan kerendahan hati, kita dapat mempelajari berbagai hal untuk lebih memperdalam ilmunya.

      Hal ini sebagaimana salah satu kisah lainnya di dalam surat al-Kahfi, yang menjadi inspirasi bagi kita. Dikisahkan bahwa Musa AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk menuntut ilmu kepada Khidir AS. 

      Padahal, Musa AS yang pada zaman itu merupakan Rasul pasti memiliki ilmu yang sudah sangat tinggi. Meski begitu, Allah SWT tetap memerintahkan Musa AS untuk menuntut ilmu, agar ia tetap menjaga sikap tawadhu tersebut.

      Bahkan secara jelas, Khidir AS memberikan syarat ke-tawadhu-an tersebut kepada Musa AS jika ingin menuntut ilmu darinya. Hal tersebut sebagaimana digambarkan dalam ayat berikut ini.

      قَالَ فَإِنِ ٱتَّبَعْتَنِى فَلَا تَسْـَٔلْنِى عَن شَىْءٍ حَتَّىٰٓ أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا

      Dia berkata: “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (Q.S. al-Kahfi: 70).

      Baca Juga : Lakukan 5 Hal Ini agar Menjadi Muslim yang Lebih Baik!

    7. Berikhtiar dan Terjadilah Keajaiban

      Ikhtiar sebagai bentuk menjemput rezeki yang telah ditetapkanKisah terakhir berikutnya adalah mengenai Dzulqarnain dalam pembuatan tembok Ya’juj dan Ma’juj. Dikisahkan dalam bagian akhir surat al-Kahfi tersebut, sebuah bangsa memohon pertolongan kepada Dzulqarnain agar dirinya membuatkan tembok untuk menghalau Ya’juj dan Ma’juj.

      Bangsa tersebut pun rela membayar sejumlah upah, untuk jasa yang Dzulqarnain berikan. Meski begitu, Dzulqarnain malah menolak upah yang akan diberikan dan lebih meminta bantuan pembangunan tembok dari bangsa tersebut. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan melalui ayat berikut ini.

      قَالَ مَا مَكَّنِّى فِيهِ رَبِّى خَيْرٌ فَأَعِينُونِى بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا

      Dzulkarnain berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Q.S. al-Kahfi: 95).

      Kisah tersebut telah memberikan inspirasi bagi kita tentang pentingnya usaha dan ikhtiar. Inspirasi pertama terlihat dari sikap bangsa tersebut yang tidak hanya berdiam diri, namun memilih untuk melakukan ikhtiar dengan meminta pertolongan Dzulqarnain.

      Selain itu, inspirasi ikhtiar tersebut juga semakin disempurnakan dengan jawaban Dzulqarnain, yang lebih memilih bantuan bangsa tersebut dibandingkan dengan upah.

    Itu dia 7 inspirasi yang dapat kita petik dari surat al-Kahfi. Sebagai Muslim yang taat, ada baiknya agar kita tidak lupa untuk membaca surat al-Kahfi di hari Jumat sesuai sunnah Rasulullah SAW atau bahkan menghafalkannya. Mari optimalkan kesempatan yang Allah berikan di hari Jumat, sebagai bentuk rasa syukur merayakan hari rayanya umat islam setiap pekan.

    spot_img
    spot_img

    Panduan Lengkap Fiqh Zakat Terdiri dari 8 Bab memberikan pemahaman kepadamu tentang pentingnya syariat Zakat, Jenis-Jenisnya, dan semua hal yang paling sering ditanyakan tentang zakat.

    spot_img